Terdakwa kasus dugaan pembunuhan berencana Putri Candrawathi membantah Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E soal wanita misterius di Rumah Bangka Ferdy Sambo.
Bantahan itu disampaikan Putri saat menjadi saksi untuk terdakwa Richard, Ricky Rizal atau Bripka RR dan Kuat Ma'ruf di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (12/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekitar sebulan sebelum peristiwa [penembakan], saudara pernah pergi berkeliling dengan Yosua [Nofriansyah Yosua Hutabarat, Brigarir J] dan Richard dengan membawa senjata api di Kemang?" tanya hakim.
"Tidak pernah," jawab Putri.
"Coba saudara ingat. Saudara berkeliling di Kemang bersama Richard untuk mencari seseorang?" lanjut hakim.
"Tidak pernah," kata Putri.
Ketua majelis hakim Wahyu Iman Santoso menjelaskan alasan dirinya menanyakan hal tersebut untuk mengonfirmasi keterangan saksi yang menyebut peristiwa di Rumah Bangka. Saksi dimaksud ialah Richard.
"Kemarin ada kesaksian yang menyebut saudara mengajak Yosua dan Richard berkeliling sambil membawa senjata api, tidak jelas ke mana, lalu ke Bangka, saudara bertemu suami saudara pada saat itu keluarlah seorang perempuan dari Rumah Bangka. Tahu peristiwa itu?" cecar hakim.
"Tidak Yang Mulia," jawab Putri.
Sosok wanita misterius di Rumah Bangka Ferdy Sambo sempat menjadi perbincangan pada pekan lalu. Richard menyampaikan sosok wanita misterius tersebut dalam sidang yang digelar pada Rabu (30/11).
Richard mengungkapkan kehadiran wanita misterius tersebut saat Sambo dan istrinya Putri Candrawathi terlihat sedang marah sebelum Yosua tewas dibunuh.
"Ada kejadian tiba-tiba Ibu [PC] turun [dari lantai rumah di Jalan Saguling]. Almarhum [Yosua] juga turun bawa senjata langsung ditaruh di mobil. Ibu PC panggil kita bertiga, saya, Yosua dan Matheus," tutur Richard.
Selanjutnya mereka dalam satu mobil bergegas menyusuri daerah Kemang, Jakarta Selatan. Richard mengaku sempat bertanya-tanya tujuan dari perjalanan tersebut. Mereka pun menuju rumah Sambo yang berada di Bangka.
"Begitu di Bangka, Ibu turun, saya lihat kondisi ibu lagi marah, saya enggak berani menanyakan. Masuk semua, turun. Bang Yos bilang 'Chad, parkir mobil ke belakang.' Saya parkir mobil ke belakang," sambungnya.
Setengah jam kemudian, lanjut Richard, Sambo pun tiba di kediaman Bangka dengan diantar sopirnya yang bernama Saddam.
"Pak FS [Ferdy Sambo] masuk, pak FS kayak marah-marah juga, langsung masuk ke dalam rumah. Habis itu Almarhum bilang 'Chad, nanti ada Pak Eben yang datang, rekannya bapak," imbuhnya.
"Setengah jam kemudian ada orang keluar dari rumah, saya bilang 'Fon [Alfon, sekuriti Rumah Bangka], ada orang keluar itu.' Ada perempuan, saya enggak kenal, nangis dia. Saya bertanya-tanya ini siapa," kata Richard.
"Perempuan itu bilang dia cari driver dia, saya lari ke samping saya panggil driver-nya. Tak lama kemudian wanita itu pun pergi," ujarnya.
Keterangan Richard ini juga telah dibantah Sambo. Ia menegaskan tidak ada isu perselingkuhan di balik pembunuhan berencana terhadap anak buahnya Brigadir J.
Sambo meyakini bahwa istrinya Putri Candrawathi diperkosa oleh almarhum Yosua. Menurut Sambo, keterangan yang disampaikan oleh Bharada E hanya fiktif belaka.
"Tidak benar keterangan dia itu, ngarang-ngarang. Jelasnya istri saya kan diperkosa sama Yosua. Tidak ada motif lain apalagi itu perselingkuhan," kata Sambo di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (6/12).
(ryn/fra)