Di penghujung 2022, Indonesia diterpa bencana alam bertubi-tubi. Tercatat mulai dari akhir November hingga memasuki Desember.
Peristiwa paling mengguncang adalah gempa Cianjur yang merenggut ratusan korban jiwa pasa 21 November.
Bencana itu disusul peristiwa gempa lainnya mulai dari gempa Garut, gempa Jember, gempa Sukabumi, hingga gempa Karangasem di Bali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rentetan gempa itu diselingi peristiwa bencana lainnya yang ribuan warga mengungsi, yakni erupsi Gunung Semeru pada awal Desember.
Lindu berkekuatan magnitudo 5,2 mengguncang wilayah Cianjur dan sekitarnya pada Senin (21/11) siang. Guncangan terasa hingga ke Jakarta, Bandung, dan wilayah lainnya di pulau Jawa.
602 orang dilaporkan meninggal akibat bencana tersebut, 593 orang luka berat, dan 114.683 warga mengungsi.
Sebanyak 169 desa terdampak, dan 56.548 rumah dinyatakan rusak dengan 13.633 rumah di antaranya rusak berat.
BMKG mengungkapkan pergerakan sesar Cugenang sebagai sumber dari gempa tersebut.
Banjir melanda sejumlah wilayah di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan selama hampir satu pekan hingga penghujung November (29/11). Banyak warga dilaporkan terdampak lantaran banjir tak kunjung surut.
Banjir di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, merendam 6.911 rumah hingga membuat 8.033 kepala keluarga yang terdiri dari 29.695 warga terdampak. Sebanyak 17 dari total 30 kelurahan terendam banjir.
BPBD Palangkaraya menyatakan banjir terjadi imbas luapan Sungai Kahayan dan Rungan. Warga pun diwanti-wanti waspada banjir kiriman yang berpotensi kembali datang.
Banjir berkepanjangan di wilayah Kalimantan juga sebelumnya melanda pada pertengahan September (12/9). Banjir melanda hampir merata di wilayah Kalimantan. Hanya Provinsi Kalimantan Utara yang tidak melaporkan kejadian bencana signifikan pada saat itu.
Memasuki Desember (4/12), gejolak alam terjadi di wilayah Jawa Timur. Gunung tertinggi di pulau Jawa, Gunung Semeru memuntahkan awan panasnya.
Sebanyak 1.979 warga di sekitar Gunung Semeru mengungsi ke 11 titik akibat erupsi dan awan panas guguran (APG).
BNPB merinci 11 titik pengungsian itu meliputi 266 jiwa di SDN 4 Supiturang, 217 jiwa di Balai Desa Oro-oro Ombo, 119 jiwa di SDN 2 Sumberurip.
Sementara wilayah terdampak APG Semeru meliputi Desa Capiturang dan Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di Kecamatan Rowokangkung, Desa Penanggal dan Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro dan Desa Pasirian di Desa Pasirian.
Gempa mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (3/12). Gempa berkekuatan 6,4 magnitudo itu berdampak pada kerusakan rumah warga dan 1 korban luka.
BPBD Jawa Barat menyebut tiga kecamatan terdampak parah adalah Pakenjeng, Cikelet, dan Selaawi.
Lima desa terdampak antara lain Desa Tanjungjaya dan Desa Jatiwangi di Kecamatan Pakenjeng. Lalu, Desa Cigadog di Kecamatan Cikelet, dan Desa Putrajawa di Kecamatan Selaawi.
Gempa bumimagnitudo 6,2 terjadi pada Selasa (6/12) di wilayah Jember, Jawa Timur terasa hingga ke Bali.
Episenter gempa bumi tercatat berlokasi di laut pada jarak 223 km arah selatan Kota Jember, Jawa Timur pada kedalaman 10 km.
Gempa Jember ini diikuti beberapa gempa susulan selama beberapa hari kemudian, mulai dari kekuatan 5,3 magnitudo, 4,1 magnitudo, 3,9 magnitudo, dan 4,9 magnitudo.
BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat sebanyak 46 bangunan rusak akibat gempa berkekuatan magnitudo 5,8 yang mengguncang Kota Sukabumi pada Kamis (8/12).
46 bangunan rusak itu tersebar di 12 kecamatan.
Bangunan yang rusak itu di antaranya terdiri dari rumah dan sekolah. Kerusakan paling banyak terjadi di Kecamatan Nagrak, yakni mencapai 31 unit rumah rusak.
Gempa beruntun mengguncang wilayah Karangasem, Bali pada Selasa (13/12). Gempa mulanya berkekuatan magnitudo 5,2 dan kemudian diikuti sebanyak 102 kali gempa susulan.
BPBD Provinsi Bali mencatat sebanyak 176 bangunan rusak, 8 orang mengalami luka ringan dan tidak ada laporan korban jiwa atau luka berat akibat gempa tersebut.
(mnf/gil)