Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, selama 2022 telah terjadi sebanyak 24 kejadian gempa bumi merusak di Indonesia.
Kepala Badan Geologi M Wafid dalam keterangan tertulis, Selasa (2/1) menyebutkan, kejadian gempa merusak pada 2022 diawali dengan gempa bumi di Halmahera, Maluku Utara pada 10 Januari 2022 dan diakhiri oleh kejadian gempa Kuningan, Jawa Barat pada 22 Desember 2022.
Kejadian gempa merusak tersebut mengakibatkan jumlah korban jiwa 663 orang meninggal dan 1.563 orang luka-luka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun selama 2022 kejadian gempa bumi yang mengakibatkan dampak besar adalah gempa Cianjur pada 21 November 2022 dengan magnitudo 5,6, episenter terletak di darat pada kedalaman 10 km.
Kejadian gempa Cianjur di Jawa Barat pada November 2022 lalu telah mengakibatkan 635 meninggal, 1.083 orang luka-luka dan mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (retakan tanah, likuifaksi dan gerakan tanah).
Berdasarkan data Badan Geologi, berdasarkan hasil penyelidikan, pemetaan permukaan dan bawah permukaan sumber gempa Cianjur adalah sesar aktif berarah timur timur laut dan barat barat daya yang terletak di daerah Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Kejadian gempa bumi merusak berikutnya yang mengakibatkan dampak besar adalah gempa bumi Pasaman tanggal 25 Februari 2022 dengan magnitudo 6,2, episenter terletak di darat yang bersumber dari Sesar Sumatera pada kedalaman 10 km
Kejadian gempa Pasaman mengakibatkan 27 meninggal, 457 orang luka-luka dan mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan berupa retakan tanah, likuifaksi dan gerakan tanah.
Kejadian gempa bumi merusak pada 2022 sebagian besar bersumber dari sesar aktif, dan beberapa bersumber dari zona penunjaman.
Ada hal menarik dari kejadian gempa merusak pada 2022 yaitu terdapat beberapa kejadian gempa yang sumbernya belum teridentifikasi atau terpetakan yaitu gempa bumi Halmahera Utara pada 10 Januari 2022 dan 18 April 2022, gempa Pasaman pada 25 Februari 2022, gempa Ketapang pada 1 Juli 2022, gempa Cianjur pada 21 November 2022, dan gempa Situbondo pada 23 November 2022.
Kegiatan penyelidikan gempa bumi harus terus dilakukan terutama dalam mengidentifikasi karakteristik sumber-sumber gempa bumi yang belum teridentifikasi atau terpetakan.
"Data katalog kejadian gempa merusak dari Badan Geologi akan sangat membantu dalam mengidentifikasi sumber-sumber gempa bumi tersebut," ujar Wahid.
Berdasarkan catatan dari Badan Geologi sejak 2000 hingga 2022 telah terjadi sebanyak 5 hingga 26 kejadian gempa bumi merusak di Indonesia.
Kejadian gempa bumi merusak merupakan gempa bumi yang telah mengakibatkan terjadinya korban jiwa, kerusakan bangunan, kerusakan lingkungan dan kerugian harta benda. Kejadian gempa merusak pada 2022 merupakan yang terbanyak kedua dalam kurun waktu 22 tahun terakhir, di mana yang terbanyak pertama adalah pada 2021.