Ketua Umum Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Cirebon Abdul Soleh mengecam aksi Partai Ummat menjadikan Masjid Raya At-Taqwa Cirebon sebagai tempat kegiatan politik.
Sejumlah kader Partai Ummat dikabarkan membentangkan bendera parpol di dalam masjid.
"Mengecam Masjid At-Taqwa di jadikan tempat kampanye partai politik dengan mengibarkan bendera partai di dalam masjid oleh sekelompok orang pada Minggu 1 Januari 2023," kata Soleh dalam keterangannya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (5/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soleh tegas menolak masjid dijadikan sebagai tempat kampanye partai politik. Baginya, tindakan itu sebagai bagian politisasi masjid. Ia menegaskan sudah sepatutnya masjid dijadikan sarana pemersatu bangsa, bukan untuk tempat berseteru.
"Meminta kepada Pemkot (Wali Kota) untuk mencopot ketua DKM yang menjadikan At-Taqwa sebagai tempat kampanye partai," kata dia.
Soleh juga berpendapat kejadian pengibaran bendera parpol di dalam masjid ini menjadi keresahan bagi sebagai masyarakat. Baginya, sudah seharusnya masjid sebagai tempat ibadah yang suci.
"Bukan dinodai oleh ambisi yang dapat menjadi perpecahan di masyarakat," kata dia.
Dunia maya riuh merespons sejumlah foto kader Partai Ummat membentangkan bendera partai mereka di dalam Masjid Raya At-taqwa Cirebon, Jawa Barat.
Ketua DPD Partai Ummat Kota Cirebon Herlina Kasdukhi menjelaskan awalnya kader-kader menggelar sujud syukur atas lolosnya Partai Ummat sebagai peserta Pemilu 2024 di Masjid At-taqwa Cirebon pada 1 Januari 2023.
Usai prosesi sujud syukur, kader Partai Ummat lantas berfoto bersama. Saat sesi berfoto itu ada kader yang spontan membentangkan bendera Partai Ummat.
"Niat awal semuanya hanya sujud syukur ya. Terus spontanitas ada salah satu kader yang makai bendera di bajunya awalnya. Terus selesai, media bubar. Kita ada sesi foto bersama. Semuanya ngumpul. Terus benderanya dilepas terus di foto. Jadi spontanitas aja enggak ada yang lain juga. semua internal pengurus," kata Herlina kepada CNNIndonesia.com, Kamis (5/1).
Di tempat yang terpisah, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga telah menyoroti politisasi tempat ibadah untuk ajang kampanye.
"Politisasi tempat ibadah sebagai tempat kampanye juga sudah mulai terjadi," kata Yaqut dalam pidatonya di upacara Hari Amal Bakti ke-77 Kemenag di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat yang disiarkan langsung di Instagram resmi @Kemenag_RI, Selasa (3/1).
Namun demikian saat itu Yaqut tak merinci di mana politisasi tempat ibadah untuk kampanye itu dilakukan.
Yaqut lantas menjelaskan tak rukunnya masyarakat imbas perbedaan pilihan politik potensial terjadi pada tahun politik saat ini. Terlebih, politisasi agama masih kerap dilakukan oleh kandidat untuk meraih efek elektoral.
Ia meminta semua pihak belajar pada gelaran pemilu sebelumnya yang akibatkan keterbelahan masyarakat masih dirasakan sampai saat ini.
"Penggunaan politik identitas jelang pemilu harus diantisipasi dan dimitigasi agar kerukunan umat tak ternodai," kata dia.