Jakarta, CNN Indonesia --
Publik belum lama ini dihebohkan dengan temuan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan (Sulsel) terkait kelompok Bab Kesucian yang diduga sebagai aliran sesat di Gowa.
Sekretaris MUI Sulsel Muammar Bakry mengatakan temuan itu berawal dari informasi masyarakat setempat. MUI Sulsel lantas mengecek dugaan aliran yang dipimpin seorang pria dengan nama Hari Minallah Aminnullah Ahmad alias Bang Hadi.
Kemenag Gowa pun menerjunkan tim untuk mengklarifikasi kepada yayasan terkait yang diduga menaungi kelompok Bab Kesucian tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut fakta-fakta mengenai kelompok Bab Kesucian yang diduga sesat tersebut:
Temuan MUI Sulsel
Sekretaris MUI Sulsel Muammar Bakry mengatakan setelah pihaknya mengecek informasi dari masyarakat setempat, mereka lalu menyatakan Bab Kesucian sebagai aliran sesat.
Dari hasil penelusuran MUI Sulsel, Hadi merupakan pendatang di Kabupaten Gowa. Hadi diduga warga Tanah Datar, Sumatera Barat yang menikah dengan seorang wanita asal Gowa.
MUI menduga kelompok ini melarang para pengikutnya untuk melaksanakan salat lima waktu, memakan ikan, sampai meminum susu.
Menag Yaqut perintah selidiki
Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas meminta penyelidikan dugaan aliran sesat Bab Kesucian.
Ia memerintahkan jajarannya meninjau ke lapangan demi mendapat informasi utuh yang terverifikasi soal dugaan kelompok sesat tersebut.
Yaqut memastikan pendekatan yang akan dilakukan adalah dialog. Ia memastikan jajaran Kanwil Kemenag Sulsel, Kantor Kemenag Gowa, penyuluh, bersama Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) setempat telah diminta menjalin dialog guna mendengar penjelasan pengikut Bab Kesucian terkait keyakinan dan pemahaman yang mereka anut.
"Verifikasi dan klarifikasi ini penting agar langkah tindak lanjut yang diambil benar-benar berdasarkan informasi yang sebenarnya. Selanjutnya diajak dialog," ujar Menag dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (2/1).
Bila ditemukan indikasi penyimpangan dalam pemahaman keagamaan, Yaqut meminta para jajarannya agar diberi edukasi, dakwah, dan pendampingan.
"Perlu digali, sumber keyakinan mereka dari mana, dan argumentasinya seperti apa," kata dia.
Kemenag Kanwil Gowa dan Sulsel Turun Tangan
Kantor Wilayah Kemenag Kabupaten Gowa dan Provinsi Sulawesi Selatan terjun langsung untuk menyelidiki perihal kelompok ini.
Mereka menerjunkan tim penyuluhan ke lokasi keberadaan aliran sesat Bab Kesucian tersebut. Kakanwil Kemenag Gowa Aminuddin mengaku belum mengetahui hasil tim penyuluhan yang melakukan pemeriksaan. Pasalnya, tim saat ini belum dapat ketemu dengan pimpinan Bab Kesucian.
"Sementara kami menunggu tim kolaborasi yang turun, penyuluh dari Kemenag Gowa, TNI dan Kesbangpol. Jadi saya juga sementara menunggu konfirmasi mereka. Karena katanya belum ketemu sama ketua yayasannya. Jadi sementara tim mengecek," kata Aminudin.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan, Khaeroni mengatakan pihaknya tengah meminta klarifikasi dari pimpinan kelompok tersebut.
Khaeroni mengatakan telah ada diskusi pihaknya dengan pihak kelompok Bab Kesucian. Namun, ia mengatakan belum ada hasil dari pembicaraan tersebut.
"Memang ini tidak memerlukan waktu yang cepat, perlu kesabaran ini semua. Karena sistem dialogis lebih diutamakan, juga pembinaan juga diutamakan dan kita kerja sama dengan aparat kementerian yang lain, instansi yang lain. Mudah-mudahan dapat terselesaikan dengan baik," ujarnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya...
Pimpinan kelompok Bab Kesucian membantah sesat
Pemimpin Bab Kesucian, Hari Minallah Aminnullah Ahmad alias Bang Hadi mengklaim membantah kelompok yang dipimpinnya sebagai aliran sesat.
Hadi mengaku tidak mengerti dengan bahasa yang disampaikan pihak MUI di media sosial, termasuk masalah salat lima waktu yang diharamkan.
"Masalah sembahyang, apalagi masalah makanan, di situ dituliskan saya mengharamkan makan ikan, ayam, makan daging, nah itu mereka yang mengatakan sepihak," tuturnya.
Ia pun menegaskan tudingan Bab Kesucian mengharamkan salat lima waktu pun harus dibuktikan pihak MUI Sulsel. Hadi berharap jangan sampai menjadi tuduhan yang tidak mendasar.
"Nah mana buktinya itu saya mengatakan sedemikian, itukan tuduhan yang tidak berdasar, tidak valid. Berbicara itukan harus ada datanya," kata dia.
Hadi mengklaim pihak MUI Sulsel tidak pernah datang untuk menanyakan atau mengklarifikasi soal aliran Bab Kesucian kepada pihaknya.
Hadi mengatakan yayasan yang dipimpinnya telah berdiri sejak 2019 lalu dan memiliki surat keputusan dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Sehingga Hadi mempertanyakan keputusan MUI Sulsel yang menyebut yayasannya sesat.
"Pihak MUI tidak pernah klarifikasi, tidak pernah datang menanyakan. Bagaimana mengatakan sesat, hanya mengambil gambar, mengambil foto, lalu menuliskan kata-kata sesat tanpa klarifikasi, tanpa bertanya, itukan sepihak," kata Hadi.'
Pimpinan Yayasan Nur Mutiara buka suara
Pimpinan Yayasan Nur Mutiara Makrifatullah yang menaungi diduga aliran sesat Bab Kesucian, Wayang Hadi Kesumo (48) membantah yayasannya melarang pengikutnya untuk melaksanakan salat lima waktu.
Bab Kesucian dicap sebagai aliran sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, karena mengharamkan salat lima waktu, makan ikan dan minum susu.
"Itu tidak benar sama sekali," kata Wayang, Selasa (3/1).
Wayang menerangkan yayasannya mengajarkan hanya dasar-dasar agama bagi masyarakat yang ingin mengenal agama.
"Saya mengajarkan bagaimana mengenal agama. Dasar-dasar yang mau mengenal agama, mengajarkan makan yang bersih, mengajarkan pola hidup yang bersih, mengajarkan pola pikir yang bersih, hati yang bersih," ujar Wayang.
"Bukan mengajarkan agama. Sudah banyak yang tahu itu tentang agama, sudah banyak yang sudah mengajarkan norma-norma agama. Saya tidak berhak mengajarkan agama. Kalau mau belajar sembahyang, ya di masjid," lanjutnya.
[Gambas:Photo CNN]
Wayang menerangkan Yayasan Nur Mutiara Makrifatullah berdiri pada 2019, yang pusatnya berada di Batam, Kepulauan Riau.
"Ini berdiri sejak 2019. Kalau di sini tidak banyak [pengikutnya]. Di [Gowa] sini yang ada hanya tahfiz quran, anak yang tidak ada ibu bapaknya, yang tidak ada saudara-saudaranya di Gowa," bebernya.
Wayang mengaku tidak mengetahui jumlah pasti yang menjadi pengikut di Yayasan Nur Mutiara Makrifatullah. Namun, ia mengklaim mereka tidak pernah sama sekali menghina lambang negara maupun mengafirkan kelompok lain dalam Islam.
"Jumlahnya hanya beberapa orang, tidak sampai seratus, tapi bukan dari kaum luar, tapi anak-anak dari kalangan yayasan saja. Tidak memaksa juga satu kaum, tidak menyalah-nyalahkan pihak-pihak lain," sebutnya.
Alasan tak makan ikan dan minum susu
Terkait dengan pelarangan makan ikan dan minum susu, Wayang mengaku para pengikutnya memang tidak mengonsumsi daging hewan.
"Kena [karena] kami di yayasan tidak makan binatang, tidak memakan hewan, tidak memakan bangkai. Yang dianjurkan yaitu makanan bersih, nabati tumbuhan, sayur-sayuran. Itu pun tidak boleh dikasih pestisida. Organik misalnya yang tidak mengandung racun yang tidak dikasih kotoran," kata Wayang.
"[Dugaan sesat karena tidak makan daging hingga minum susu] Itu mereka yang menilai. Itu dari mereka yang menilai kami dari sudut pandang yang berbeda, itu sah-sah saja," sambungnya.
Wayang meminta bukti bahwa pihaknya melarang makan daging hewan.
"Adakah saya melarang makan binatang, mana buktinya? Yang saya larang itu tidak boleh makan darah. Walaupun setetes tetap haram," katanya.
"Di sini bimbingan, pelajaran, dasar-dasar agama, bukan agama Islam saja ya. Semua agama kan baik, tidak ada agama yang mengajarkan yang tidak baik, dan tidak ada satu pun agama di dunia ini yang mengajarkan yang kotor," pungkasnya.