Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan tak boleh ada pihak yang saling memaksakan kehendak dalam membangun koalisi.
Hal ini disampaikan merespons pernyataan Waketum NasDem Ahmad Ali soal rencana membangun 'Koalisi Perubahan' bisa gagal jika ada pihak yang memaksakan kehendak.
"Yang jelas kami setuju bahwa tak boleh dalam ikhtiar bangun koalisi saling paksakan kehendak, memaksakan diri," kata AHY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (12/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AHY ingin tokoh yang nantinya diusung sebagai calon presiden dan calon wakil presiden tidak dipilih berdasarkan faktor suka atau tidak suka. Ia menegaskan kandidasi capres harus diputuskan berdasar parameter yang objektif.
"Kami ingin membangun komunikasi politik yang rasional, objektif, aktual dan faktual dengan mendengar dan jangan hanya percaya pada statistik yang belum tentu bisa dikonfirmasi," kata dia.
Selain itu, AHY juga merespons kemungkinan calon wakil presiden yang mendampingi Anies Baswedan bukan dirinya. Baginya, semua kemungkinan bisa didiskusikan dan ruang dialog masih terbuka lebar.
"Jika ada tokoh lain yang kira-kira dianggap bisa dipasangkan? Saya kembali kepada jawaban saya tadi di awal bahwa kita diskusikan, kita buka bersama ruang yang tersedia," ucapnya.
Demokrat sampai saat ini belum memutuskan bergabung ke koalisi partai politik dan mendukung calon presiden tertentu.
Belakangan, Demokrat, PKS dan NasDem berencana membangun kerja sama politik di Pilpres 2024 untuk mengusung Anies Baswedan. Namun, belum ada deklarasi resmi dari ketiga partai.