4 Pekerja Tewas di PT GNI dalam Sebulan: Terbakar hingga Bentrok

CNN Indonesia
Selasa, 17 Jan 2023 15:14 WIB
Ilustrasi pekerja tewas di perusahaan Nikel PT GNI di Morowali Utara. ANTARA FOTO/JOJON
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebanyak empat orang pekerja tewas di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah dalam satu bulan terakhir. Kebakaran hingga bentrok menjadi penyebab tewasnya pekerja.

Pabrik smelter PT GNI dibuka dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 27 Desember 2021 lalu. Bahkan, PT GNI masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) di bidang hilirisasi mineral dan batu bara (minerba).

"Saya sangat menghargai, mengapresiasi pembangunan smelter oleh PT Gunbuster Nickel Industry dan ini akan memberikan nilai tambah yang tidak sedikit dari bijih nikel yang diolah menjadi feronikel. Ini nilai tambahnya meningkat 14 kali," kata Jokowi saat meresmikan PT GNI.

Belum setahun diresmikan, peristiwa yang memakan korban jiwa terjadi di PT GNI. Pada Kamis 22 Desember 2022, dua orang karyawan tewas setelah terjebak kebakaran di pabrik smelter 2 PT GNI.

Salah satu korbannya bernama Nirwana Selle, yang dikenal sebagai seleb TikTok. Korban lainnya bernama I Made Defri. Kapolres Morowali Utara, AKBP Ade Nuramdani saat itu mengatakan sebelum kebakaran, terjadi ledakan terlebih dulu di tungku nomor 17 smelter 2.

Ledakan itu memicu semburan api ke arah atas, kemudian api dengan cepat menjalar ke sekitar tunggu sehingga memicu kebakaran.

Ade berkata saat terjadi ledakan ada dua pegawai, salah satunya Nirwana Selle, sedang berada di dalam sebuah crane. Keduanya terjebak sehingga tidak dapat menyelamatkan diri.

"Dua pegawai yang terjebak, salah satunya seorang perempuan di bagian hoist crane dengan kondisi tidak ada pergerakan sama sekali," kata dia.

Peristiwa itu menjadi sorotan DPR. Wakil Ketua Komisi VII Bambang Haryadi meminta PT GNI bertanggung jawab terhadap korban, serta mendorong kementerian teknis terkait untuk melakukan audit terhadap smelter tersebut.

"Komisi VII juga akan segera memanggil semua pihak terkait untuk melakukan pendalaman secara menyeluruh kejadian ini, dan mengantisipasi agar tidak terjadi di Smelter lainnya" kata Bambang saat itu.

Belum sebulan, peristiwa berdarah kembali terjadi di PT GNI. Bentrok antar pekerja pada Sabtu (14/1) menyebabkan dua orang pekerja meninggal dunia, yakni TKA China dan pekerja asal Parepare.

Bentrokan dipicu karena pihak keamanan perusahaan menahan sekitar 500 pekerja yang mencoba memasuki pos 4 pabrik smelter milik PT GNI untuk melakukan aksi mogok kerja. Mogok kerja itu dilakukan usai tujuh dari delapan tuntutan mereka belum disetujui oleh pihak perusahaan.

Tuntutan itu antara lain perusahaan wajib menerapkan prosedur K3 sesuai perundang-undangan, pemberian alat pelindung diri (APD) lengkap kepada pekerja, menghentikan pemotongan upah yang sifatnya tidak jelas, dan menghentikan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) untuk pekerjaan yang bersifat tetap.

Selain itu, massa aksi juga menuntut perusahaan mempekerjakan kembali anggota SPN yang kontraknya diputus akibat mogok kerja serta meminta kejelasan hak untuk keluarga Almarhum Made dan Almarhum Nirwana Selle.

"Karena dihalangi masuk sehingga ratusan pekerja itu melempari dan merusak kantor security. Kemudian mereka menerobos masuk di pos 4 lalu menuju ke mes karyawan dan membakar sebuah mes karyawan hingga rata dengan tanah," kata Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Didik Supranoto, Minggu (15/1).

Aparat kepolisian dan TNI yang tiba di lokasi lalu berusaha menenangkan para pekerja. Namun, menurut Didik upaya itu tidak diterima sehingga terjadi adu mulut yang berujung pada pelemparan ke arah petugas.

Lalu, ada karyawan dari divisi dump truck yang melintas di lokasi aksi mogok bekerja.

"Para pekerja langsung menyerang pekerja yang tidak ikut aksi mogok sehingga terjadi bentrok mengakibatkan ada 3 orang pekerja dari divisi dump truck yang mengalami luka di bagian badan dan 3 unit kendaraan roda dua dirusak," kata Didik.

Pada saat yang bersamaan, terjadi aksi saling kejar dan lempar yang mengakibatkan dua korban meninggal dunia dari pihak pekerja.

Sementara dalam konferensi pers pada Senin (16/1), Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan polisi total mengamankan 71 orang dalam peristiwa itu.

"Beberapa pelaku perusakan sudah diamankan kurang lebih 71 dan 17 saat ini sudah tersangka," kata Sigit.

Mabes Polri, kata dia, mengirim dua satuan setingkat kompi (SSK) Brimob ke Morowali Utara buntut peristiwa tersebut.

"Saya imbau seluruh masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu tidak jelas persoalannya, masalah industrial yang bisa diselesaikan secara aturan UU silakan dijalankan dan tentunya kita keamanan akan kawal proses tersebut sehingga berjalan baik," katanya.

Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan situasi di Kabupaten Morowali Utara, sudah kondusif usai bentrokan. Ia berharap masyarakat tenang dan kembali beraktivitas seperti biasa.

"Pemerintah berharap agar seluruh masyarakat tenang dan kembali ke kehidupan normal seperti biasa, karena pada saat ini, saat saya menyampaikan pernyataan dan imbauan ini, situasi di Morowali sudah kondusif," kata Mahfud dalam keterangan video, Senin (16/1) malam.

(yog/dal)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK