Kesaksian Mahasiswa Korban UKT di UNY: Jual Sapi hingga Pindah Kampus

CNN Indonesia
Selasa, 17 Jan 2023 15:36 WIB
Sejumlah mahasiswa membeberkan kesaksiannya tentang ketidaksesuaian nominal atau golongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Sejumlah mahasiswa menggelar demonstrasi menolak kebijakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Banyumas, Jateng, Rabu (17/12). (ANTARAFOTO/Idhad Zakaria/ed/nz/14.)

Di semester IV , C mengambil cuti kuliah karena uang asuransi mendiang ayah sudah habis dan dia diberhentikan dari kerja paruh waktunya. Pikirnya waktu itu adalah menabung agar bisa melanjutkan studinya lagi di semester berikutnya.

Kendati demikian, C justru memperpanjang masa cutinya lantaran pengajuan pengurangan UKT-nya ditolak kampus. Dia yang merasa sudah memiliki modal berangkat lagi ke Yogyakarta untuk menyongsong kuliah luring di semester VI. Namun dia harus gigit jari karena ada perubahan aturan penyesuaian biaya kuliah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat C sudah menyiapkan semua berkas, termasuk Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) salah satunya, ternyata regulasi terbaru yakni Keputusan Rektor UNY Nomor 1.13/UN34/V/2022 tentang Petunjuk Teknis Penyesuaian Biaya Pendidikan/UKT Semester Gasal T.A 2022/2023 UNY pada masa pandemi Covid-19, mengatur pengurangan UKT permanen yang berlaku satu kali saja selama menjadi mahasiswa. Di mana C sudah mendapatkan penyesuaian pada semester II lalu.

C pada akhirnya mengambil pelunasan UKT skema angsuran. Itu pun dia masih harus putar otak mengelola keuangan untuk hidup di Yogyakarta dan membantu sekolah kedua adiknya.

"Harapan saya sih UNY lebih bisa sadar bahwa bantuan yang diberikan memang belum sesuai dan korban UKT juga masih banyak," pungkasnya. 

Mahasiswa UNY cuti karena masalah Ekonomi

Hasil survei UNY Bergerak dan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Ekspresi UNY mendapati sebanyak 160 dari total 1.045 mahasiswa yang mempertimbangkan cuti pada semester depan dikarenakan masalah ekonomi.

UNY Bergerak meminta kampus tak menutup mata, walaupun angka di atas masih belum sebanding jumlah mahasiswa yang mempertimbangkan untuk tidak cuti.

Walaupun, menurut UNY Bergerak, para mahasiswa yang mempertimbangkan tidak cuti ini sebenarnya juga harus pontang-panting mencari tambahan demi bisa membayar UKT mereka.

Dari survei yang dihimpun, sebanyak 50,09 persen dari 885 responden yang mempertimbangkan tidak cuti, harus bekerja untuk membayar UKT.

Sebanyak 24,11 persen terpaksa berutang dan 12,82 persen lainnya sampai menjual barang agar bisa tetap lanjut kuliah.

"Sisanya masih belum tahu upaya apa yang harus ditempuh untuk membayar UKT," tulis UNY Bergerak dalam keterangannya.

UKT di UNY belakangan disorot usai viral kisah NRFA alias R, mahasiswi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial UNY angkatan 2020 yang berjuang demi melunasi biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) kampusnya.

R sampai harus dibantu guru-guru sekolahnya demi bisa membayar UKT semester pertama. Di semester kedua, Dosen Pembimbing Akademik (DPA), kepala jurusan (kajur), dan rekan-rekannya patungan untuk melunasi UKT R. Itu pun R harus bekerja paruh waktu dan keluarganya berhutang demi menutup kekurangan biaya kuliah yang sebenarnya juga sudah mendapat penurunan satu golongan.

Sampai akhirnya R disebut cuti kuliah demi bisa bekerja. Pada 9 Maret 2022, pemilik akun @rgantas menerima kabar R meninggal dunia setelah kritis dirawat di rumah sakit karena hipertensi. Pembuluh darah di otaknya pecah.

Rektor UNY Sumaryanto sementara itu menyatakan kampus selalu bersedia membantu mahasiswanya untuk menurunkan besaran UKT selama mereka mampu menunjukkan bukti relevan lewat skema yang telah disediakan kampus.

Dirinya mengklaim penurunan UKT bisa lebih dari satu golongan. Setiap mahasiswa juga diperkenankan mengajukan keberatan atas hasil kajian terkait penyesuaian UKT ini. Sepanjang alasannya itu berterima, Sumaryanto menjamin adanya penyesuaian.

Sumaryanto secara pribadi juga menyatakan siap membantu mahasiswanya yang kesulitan membayar UKT di kampusnya. Dengan cara mengirimkan surat disertai bukti kuat langsung ke rektor.

"Kami tidak ingin keluarga besar kami tidak selesai studi hanya karena masalah uang. Jadi betul-betul kalau ada mahasiswa kesulitan uang, kalau enggak UNY, yang membantu Sumaryanto. Itu komitmennya secara pribadi," imbuhnya, Kamis (11/1).

(kum/pmg)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER