Korban Tragedi Kanjuruhan Mengadu ke DPR, Protes Sidang Tertutup

Sejumlah perwakilan dari keluarga korban insiden Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur menemui Komisi X DPR untuk mendesak penyelesaian kasus tersebut pada Rabu (18/1).

Perwakilan korban didampingi sejumlah anggota DPRD Kota Malang. Mereka diterima Ketua Komisi X DPR, Syaiful Huda dan beberapa perwakilan dari fraksi lain sekitar pukul 14.00 WIB, di ruang rapat Komisi X.

Dalam pertemuan itu kedua pihak membahas tindak lanjut penuntasan tragedi Kanjuruhan. "Agenda kita tunggal yaitu membahas tindak lanjut tragedi Kanjuruhan, Malang," ujar Huda saat membuka rapat.

Mewakili perwakilan para korban, anggota DPRD Kota Malang dari Fraksi PKB, Arif Wahyudi mengaku mendampingi mereka atas kemauan para keluarga korban. Padahal, mestinya rapat kali ini merupakan tugas dan tanggung jawab para anggota DPRD.

Lihat Juga : Deret Kejanggalan Sidang Perdana Kasus Kanjuruhan

Dalam rapat, Arif berujar bahwa keadilan tidak diterima para keluarga korban insiden Kanjuruhan. Dia juga menyesalkan sebab sidang terhadap lima tersangka juga digelar tertutup.

Dalam waktu yang sama, warga Malang khususnya para Aremania kini juga dibenturkan dengan warga Surabaya yang mengatasnamakan suporter Persebaya. Upaya adu domba itu terjadi saat pelaksanaan sidang terhadap para tersangka.

"Ketika sidang dimulai dan maunya kami damai ternyata ada upaya yang mengadu domba kami," kata Arif.

Lihat Juga : Sidang Kanjuruhan Kembali Digelar Kamis dan Jumat Pekan Ini

Insiden Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu usai laga Arema Malang yang menjamu Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang. Insiden tersebut menewaskan total 135 orang yang didominasi oleh para suporter Arema.

Para korban tewas usai terkena tembakan gas air mata aparat dan berdesak-desakan di tribune penonton.