Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Puan Maharani, menjadi Ketua DPR RI dan perempuan pertama yang diangkat menjadi Warga Kehormatan Korps Marinir, TNI Angkatan Laut (AL).
Pengangkatan sebagai Warga Kehormatan Marinir dilakukan di Pulau Damar Besar atau Pulau Edam, Kepulauan Seribu, Selasa (24/1). Acara ini dipimpin langsung oleh Panglima TNI, Laksamana TNI Yudo Margono.
Puan diangkat sebagai Warga Kehormatan Marinir bersama Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali, dan KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendapat kehormatan tersebut, dia pun merasa bangga karena menjadi satu-satunya perempuan yang menjadi Warga Kehormatan Marinir hingga saat ini.
"Saya mengucapkan terima kasih atas penganugerahan saya sebagai warga kehormatan Korps Marinir," kata Puan dalam keterangannya, Rabu (25/1).
Baginya, pembaretan ini bukan sekadar simbol, tapi tanggung jawab untuk mengamalkan nilai-nilai Prajurit Korps Marinir yang menjadi garda depan melindungi NKRI dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Tak lupa, ia juga mengapresiasi keluarga besar Marinir yang memberinya kesempatan untuk mengikuti simulasi perang amfibi dalam upacara pembaretan.
"Ternyata kita perempuan bisa dan mampu. Walau pun singkat, ternyata tidak mudah. Harus punya fisik kuat dan sehat. Ini merupakan kehormatan dan kebanggaan bagi saya mendapat kesempatan merasakan penyerbuan Marinir ke pulau yang dikuasai musuh," papar Puan.
Mantan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK) ini menilai prajurit Marinir dituntut senantiasa mengembangkan kemampuan seiring dengan tantangan tugas yang semakin tidak ringan.
Terlebih, perkembangan zaman sudah semakin pesat, sehingga turut berdampak terhadap konsep maupun operasi perang. Dirinya pun yakin Korps Marinir akan semakin maju dan lebih baik ke depan.
"Namun kita bersama akan bisa membawa kejayaan Indonesia ke depan. Tentu saja kita akan selalu membawa Indonesia menjadi Indonesia yang sejati-jatinya, adalah Indonesia Raya," sebut cucu Bung Karno itu.
Kemudian, dia pun menegaskan akan memastikan DPR RI senantiasa memberi dukungan terbaik bagi TNI, termasuk untuk Korps Marinir.
"Saya sebagai Ketua DPR RI menegaskan bahwa DPR RI mendukung penguatan Marinir Indonesia, karena dengan begitu kita sejatinya sedang mendukung penegakan kedaulatan Indonesia," tegasnya.
Di sisi lain, Puan mengajak keluarga besar Marinir untuk tetap menegakkan nilai-nilai kedaulatan NKRI dan persatuan Indonesia di mana pun bertugas. Ia juga berpesan untuk menjadikan perayaan keberagaman sebagai sumber kekuatan bersama, dan bukannya sebagai alasan perpecahan.
"Terus ingatkan kepada semua bahwa Pancasila yang inti sarinya adalah gotong royong, merupakan bintang pemandu kita semua dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," pesan Puan.
Dirinya juga berkomitmen untuk terus konsisten mengamalkan nilai-nilai prajurit Korps Marinir dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
"Bagaimana menjaga kedaulatan, keamanan NKRI, dan bahwa kita bersama-sama harus yakin bahwa Indonesia hanya bisa dijaga kalau kita semua bergotong royong untuk menjaganya," imbuhnya.
Di sisi lain, Panglima TNI mengatakan pengangkatan Warga Kehormatan Marinir merupakan penghargaan terhadap tokoh yang dianggap berjasa untuk bangsa dan negara. Puan sendiri merupakan Warga Kehormatan Marinir ke-42.
"Beliau merupakan sosok yang memiliki integritas dan dedikasi tinggi dalam memberikan pengabdian terbaik kepada bangsa dan negara Indonesia dan telah bersumbangsih terhadap kemajuan TNI, termasuk TNI AL, dan khususnya Korps Marinir," jelas Yudo.
Tokoh yang menjadi Warga Kehormatan Marinir dianggap patut diteladani karena juga memberi andil besar dalam mendukung perkembangan dan perjuangan prajurit Marinir.
![]() |
Menurut Laksamana Yudo, prosesi pembaretan sengaja dilakukan dengan simulasi operasi perang. Korps Marinir ingin menunjukkan tugas-tugasnya dalam menjaga kedaulatan Indonesia.
"Kegiatan ini kita praktekkan seperti latihan pendaratan amfibi. Memang dilaksanakan secara betulan, mulai dari naik KRI, kemudian naik tank amfibi, kemudian mendarat dan melakukan serbuan di darat," tuturnya.
Rombongan upacara pengangkatan berangkat dari Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta Utara, dengan menaiki KRI Parang-647. Dari KRI Parang, rombongan pindah menaiki KRI Banda Aceh-593.
Prosesi pengangkatan Puan sebagai Warga Kehormatan Marinir dilakukan dengan rangkaian simulasi perang. Bersama pasukan Marinir, rombongan melakukan pendaratan amfibi dengan menggunakan kendaraan tempur (ranpur) jenis Landing Vehicle Tracked (LVT).
Pendaratan dengan tank amfibi itu merupakan simulasi pendaratan pasukan di pantai untuk menyerang musuh. Tiba di Pantai Pulau Damar, kemudian dilakukan simulasi operasi serangan udara langsung (SUL) dan pertempuran jarak dekat oleh pasukan Marinir.
Setelah berada di Pulau Damar, Puan mendapatkan arahan dari Komandan Detasemen Jalamengkara (Denjaka), Kolonel Mar Samson Sitohang, yang memimpin simulasi penyerbuan musuh.
Pada simulasi ini, diskenariokan pasukan Marinir menyerbu kelompok separatis yang ada di Pulau Damar. Sebelum memulai 'penyerbuan', Dandenjaka menjelaskan soal kondisi pulau, kekuatan musuh, dan posisi musuh.
Usai briefing, Puan bersama pasukan Marinir lalu masuk ke kawasan hutan di Pulau Damar yang masih rimbun. Lokasi ini menjadi salah satu area latihan tempur TNI AL.
Di dalam kawasan hutan ini, Puan kemudian menembak dengan peluru tajam sebagai simulasi menjatuhkan musuh, kemudian melakukan simulasi peledakan posisi musuh dengan memencet detonator bom.
Upacara pembaretan untuk Puan sebagai Warga Kehormatan Marinir dilakukan usai simulasi penyerbuan musuh. Panglima TNI Laksamana Yudo bertindak sebagai Inspektur Upacara dan Dankormar Mayjen Widodo menjadi Komandan Upacara.
Prosesi pemberian penghargaan sebagai Warga Kehormatan Marinir dilakukan di bibir pantai Pulau Damar. Puan menerima brevet Warga Kehormatan Marinir di atas tank amfibi.
Usai upacara pembaretan Warga Kehormatan selesai, Puan kemudian diangkat oleh sejumlah prajurit Marinir dengan digendong di atas pundak. Hal ini sebagai tanda telah menjadi bagian dari keluarga Marinir.
Rombongan lalu melihat demonstrasi rubber duck operation (RDO), demo infiltrasi udara, dan demo terjun bebas prajurit Marinir dari atas pesawat, sambil membawa banner bergambar para Warga Kehormatan berbaret Marinir. Acara dilanjutkan dengan fly pass atraksi pesawat tempur F-16 dari TNI AU.
Setelah acara selesai, rombongan menuju Kolinlamil dengan menaiki combat boat. Di Kolinlamil, Puan sebagai Warga Kehormatan menulis pesan untuk Korps Marinir.
"Kepada Prajurit Korps Marinir yang saya banggakan, terima kasih atas penganugerahan kepada saya sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir. Saya turut bangga menyaksikan profesionalitas Prajurit Korps Marinir sebagai unsur strategis dari SSAT (Sistem Senjata Armada Terpadu). Kibarkan terus semangat kejuangan dan pengabdian dalam menjaga kedaulatan NKRI. Jalesu bhumyamca Jayamahe," bunyi testimoni tersebut.
(rir)