ANALISIS

Panas Dingin NasDem-Demokrat, Simpang Jalan Pencapresan Anies

CNN Indonesia
Jumat, 27 Jan 2023 10:16 WIB
Koalisi Perubahan harus menemukan titik temu soal pendamping Anies jika ingin bertahan.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Anies Baswedan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Kendati begitu, soal selanjutnya apakah Anies mampu menentukan cawapres yang akan diterima oleh Demokrat-PKS. Ia menerangkan, apabila hal itu terjadi, maka koalisi ini akan kuat. Tetapi jika tidak, maka koalisi akan berantakan.

"Anies dengan power-nya bisa enggak mengatakan, 'oke, cawapresnya si x' dan yang lain setuju, kalau itu kejadian menurut saya itu udah kuat tapi kalau enggak, masih banyak intrik dan sikut-sikutan, udah berantakan lagi itu," katanya.

Di sisi lain, menurutnya, kunjungan NasDem ke markas Gerindra-PKB itu merupakan upaya dalam membuka peluang untuk memperbesar peluang kemenangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehingga, dalam kondisi itu mereka sedang membuka ruang dan peluang untuk bisa bertemu dengan siapa aja dan koalisi dengan siapa aja, jadi perbesar peluang mereka," ucap Adit.

Pengamat politik Universitas Padjadjaran Idil Akbar menilai manuver AHY yang membebaskan Anies menentukan cawapresnya merupakan tanda nihilnya keputusan. Hal itu, kata dia, akan menjadi dilema baru bagi eks Gubernur DKI itu.

"Bukan kompromi itu menurut saya wujud dari ketidakadaan keputusan di antara tiga partai itu soal siapa cawapresnya Anies sehingga diserahkan ke Anies," kata Idil.

"Penyerahan AHY ke Anies ini kan buah simalakama juga buat Anies, yang sebetulnya enggak memiliki otoritas untuk itu," timpalnya.

Sedangkan menurutnya, kunjungan NasDem ke Sekber Gerindra-PKB ialah upaya untuk mencari bentuk koalisi yang kuat. Idil berpandangan, di tengah konstelasi yang masih sangat cair hari ini, semua partai tengah menunggu-nunggu siapa yang akan dicalonkan oleh PDIP.

"Semua partai ini pada dasarnya tengah menunggu siapa yang akan dicalonkan PDIP. Karena, dia mencalonkan siapa di sana dan itu konstelasi akan berubah," pungkas dia.

Kans NasDem Merapat ke Gerindra-PKB

Ia pun menyebut peluang NasDem merapat ke Gerindra-PKB ini masih dimungkinkan, selama Prabowo tetap menjadi capres.

"Mungkin saja, sejauh memang kompromi politiknya tidak menggeser Prabowo sebagai capres, itu harga mati enggak bisa, kalau mau menggeser Prabowo sebagai capres, NasDem enggak akan diterima menurut saya," tegasnya.

Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro melihat kunjungan NasDem itu menggambarkan kondisi Koalisi Perubahan sedang tidak baik-baik saja.

"Namun setidaknya manuver Nasdem ini menegaskan bahwa koalisi perubahan sedang tidak baik-baik saja," kata Agung dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat (27/1).

Agung berpandangan jika akhirnya NasDem merapat ke Koalisi Indonesia Raya (Gerindra-PKB), maka koalisi perubahan akan bubar karena tidak memenuhi syarat ambang batas presiden.

Selain itu, menurutnya NasDem juga akan merugi lantaran NasDem hanya menjadi pelengkap di koalisi tersebut.

"NasDem pun akhirnya hanya sebagai pelengkap di KIR menimbang Gerindra dan PKB adalah inisiator awalnya," ucap dia.

Ia pun berpandangan jika koalisi perubahan gagal terbentuk atau NasDem memilih hengkang ke koalisi lain, maka pencapresan Anies pun berkemungkinan gagal.

"Peluang Anies sebagai capres terancam bila KPI gagal terbentuk secara resmi alias Nasdem hijrah ke koalisi lain. Karena di masing-masing koalisi telah mengemuka capres yang dijagokan," ujarnya.

Di sisi lain, ia melihat kunjungan NasDem ke Sekber Gerindra-PKB juga turut mencairkan kebuntuan politik mereka dengan Demokrat-PKS agar segera mendeklarasikan cawapres Anies.

(nfl/ain)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER