Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah meminta Presiden Joko Widodo untuk tak tergoda dengan usul perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilihan umum (pemilu).
Permintaan itu disampaikan oleh Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto saat bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta. Cak Nanto, sapaan akrabnya, ingin Jokowi menuntaskan kepemimpinan sesuai konstitusi.
"Kami mengusulkan jangan sampai legacy [warisan] besar Bapak terhambat oleh keinginan segelintir orang untuk isu perpanjangan [masa jabatan], penundaan [pemilu]," kata Nanto saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (30/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nanto mengingatkan konstitusi tegas mengatur jabatan presiden maksimal dua periode atau 10 tahun. Dengan demikian, ia berharap Jokowi menyelesaikan pemerintahan sesuai jadwal, yaitu pada 2024.
Dia berkata akan mendukung Jokowi melanjutkan masa jabatan jika ada aturan di konstitusi. Namun, sampai saat ini konstitusi masih membatasi masa jabatan presiden.
"Karena enggak ada konstitusinya, maka harapannya pergantian ini berjalan dengan secara demokratis, dengan suasana persaingan yang memang sehat sesuai dengan moto kami fastabiqul khairat," ujarnya.
Pemuda Muhammadiyah juga mendorong suksesi kepemimpinan memperhatikan keberlanjutan pembangunan. Mereka tak ingin pengganti Jokowi tak melanjutkan sejumlah hal baik dari pemerintahan ini.
"Saya memberikan masukan dan berdiskusi dengan Pak Presiden dengan anekdot bahwa kepemimpinan bangsa ini tidak boleh dimulai dengan kepemimpinan pom bensin, mulai dari nol. Setiap pergantian kepemimpinan, selalu gaya kepemimpinan pom bensin, selalu dari nol," ucap Nanto.
(tsa/dhf/tsa)