Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) menyoroti tingginya angka pernikahan dini di Jabar. Ia mengklaim telah berupaya keliling kabupaten/kota setiap dua minggu sekali untuk mengurangi fenomena itu melalui sosialisasi.
"Itu jadi perhatian, jadi dinamika 2023 urusan perempuan dan anak-anak kita lebih fokus pengurangan pernikahan dini," Kata RK saat ditemui di Gedung Transmedia, Jakarta Selatan, Selasa (31/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
RK menyebut dirinya kerap mendatangi sejumlah SMA di Jabar untuk mengampanyekan anti narkoba, menghindari seks bebas, dan tidak melakukan pernikahan dini.
"Mudah-mudahan dengan kampanye kesadaran ini, angka pernikahan dini bisa berkurang," imbuhnya.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) sebelumnya melaporkan Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan menjadi provinsi dengan kasus dispensasi kawin (Diska) paling banyak dilaporkan di Indonesia sepanjang 2022.
Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pengasuhan dan Lingkungan Rohika Kurniadi Sari menambahkan jumlah perkawinan anak setiap tahunnya di Indonesia memang mengalami penurunan. Namun penurunan itu tidak dapat dikatakan bahwa jumlah perkawinan anak ataupun Diska menjadi kecil.
Kendati demikian, Ika tidak merinci berapa jumlah Diska di tiga daerah itu maupun seluruh provinsi di Indonesia, lantaran KemenPPPA masih berkoordinasi dengan Badan Peradilan Agama (Badilag) untuk melakukan sinergi data.
Ika melanjutkan faktor dominan yang melatarbelakangi pengajuan Diksa adalah faktor ekonomi, selain adat istiadat dan pendidikan. Ia membantah bahwa faktor hamil duluan menjadi penyebab pernikahan dini di Indonesia.
(khr/ain)