Selain itu, pada pertengahan Tahun 2022, belasan anak remaja laki-laki di sejumlah wilayah Jakarta jadi korban penculikan seorang pria bernama Abbi Rizal Afif. Selain menculik pelaku juga melakukan pencabulan terhadap korban.
Pelaku menculik dengan modus merazia masker. Korban yang berinisial K (12) saat itu sedang bermain bersama kakaknya M, di sebuah taman di Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Selasa 10 Mei 2022.
Saat membawa K dengan alasan melanggar protokol kesehatan, pelaku meninggalkan bocah F di lokasi tersebut. F diketahui korban penculikan sebelumnya di Bogor pada Minggu 8 Mei 2022 atau dua hari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan modus yang sama pelaku menculik sejumlah bocah lainnya hingga total 12 orang.
Dalam pelariannya dengan membawa korban, pelaku sempat melakukan kekerasan seksual. Polisi menyebut pelaku memiliki perilaku seks menyimpang.
"Keterangan sementara yang kita dapatkan ada dugaan ini pelaku melampiaskan nafsu bejatnya kepada anak di bawah umur," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan saat itu Kombes Budhi Herdi Susianto di Polres Metro Jakarta Selatan, Jakarta, Kamis 12 Mei 2022.
Polisi menangkap pelaku di kawasan Senayan, Jakarta. Polisi juga menyelamatkan 10 anak asal Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan.
Adapun 10 anak yang menjadi korban penculikan adalah:
1. F (asal Jakpus)
2. FA (asal Jakpus)
3. G (asal Jakpus)
4. J (asal Jakbar)
5. MA (asal Jakpus)
6. C (asal Jakpus)
7. K (asal Jaksel)
8. MR (asal Jakpus)
9. MO (asal Jakpus)
10. N (asal Jakpus)
Aksi dugaan percobaan penculikan anak terbaru terjadi di wilayah Provinsi DI Yogyakarta yakni di Kabupaten Sleman dan di Kota Yogyakarta.
Informasi soal dugaan aksi penculikan anak di Sleman mulanya tersebar lewat pesan WhatsApp, Selasa (31/1). Isi pesan berantai itu menyebutkan soal tiga siswa SDN Tajem, Maguwoharjo, Depok, nyaris jadi korban penculikan. Disebutkan, dua dari tiga siswa telah diberi tanda. Namun ketiganya sigap dan mengajak teman-temannya lari.
Pesan itu juga berisi imbauan agar para orang tua menjemput putra-putrinya di sekolah tepat waktu. Saat dikonfirmasi mengenai isi pesan berantai itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Ery Widaryana membenarkannya. Pihaknya juga telah mengklarifikasi langsung kabar pesan berantai itu ke Kepala SDN Tajem.
"Ya (benar), dari kepala sekolah tadi secara garis besarnya yang kami terima seperti itu. Tapi, kami meminta laporan detailnya," kata Ery saat dihubungi.
Dugaan percobaan aksi penculikan itu terjadi pada hari Minggu (29/1) lalu. Tiga siswa itu sedang bermain dan bukan di lingkungan sekolah
Kapolsek Depok Timur Kompol Endar Isnianto mengatakan, pihaknya masih mendalami peristiwa ini. Termasuk memintai keterangan dari para orang tua anak korban dugaan aksi penculikan.
"Baru cek kebenaran secara lengkap, belum selesai. Kami, dari kepolisian patroli dan sambang ke sekolah-sekolah. Imbauan kami kepada sekolah untuk memasang CCTV, serta minta waktu untuk menyampaikan kepada siswa agar hati-hati tak sembarang berinteraksi pada orang tak dikenal," katanya saat dihubungi.
Di Kota Yogyakarta, kejadian serupa pernah dilaporkan salah seorang orang tua anak yang tinggal di wilayah Kampung Danunegaran, Mantrijeron.
Orang tua korban, Susi Kartiningsih, menceritakan pada Senin (22/1) putrinya EHP yang berusia 9 tahun nyaris jadi korban penculikan oleh dua orang tak dikenal (OTK) sekitar pukul 14.00 WIB. Mereka adalah seorang laki-laki dan perempuan yang menunggang motor Kawasaki Ninja hijau secara berboncengan.
EHP, yang waktu itu bermain sendirian di depan rumah direkam menggunakan kamera ponsel pintar dan diminta mendekat ke arah dua OTK tadi. Hingga akhirnya bocah kelas 3 SD itu dikejar sampai teras depan rumah.
"Yang laki di motor, yang perempuan mengejar sampai depan rumah," kata Susi menceritakan kesaksian EHP saat ditemui, Rabu (25/1) lalu.
Saat di dalam rumah, EHP tak henti-hentinya menangis sampai gemetar. Susi kemudian menemani putrinya yang enggan keluar kamar. EHP bahkan ogah berangkat ke sekolah keesokan harinya.
Kala itu Susi menyebut anaknya tersebut masih trauma.
Saat peristiwa percobaan penculikan anaknya terjadi, kakek dari EHP sempat mencoba mengejar kedua orang tak dikenal tadi. Mereka langsung tancap gas ke arah barat menuju Jalan Parangtritis.
Peristiwa ini setelahnya dilaporkan ke Polsek Mantrijeron. Keluarga berharap peristiwa ini segera diusut demi mengantisipasi segala bentuk tindak kriminal.
Kanit Reskrim Polsek Mantrijeron Ipda Hariyanto mengatakan pihaknya telah menerima laporan tersebut. Kendati demikian, jajarannya masih mendalaminya demi memastikan dugaan aksi percobaan penculikan anak tersebut.
Pemerhati anak Retno Listyarti menilai pencegahan kekerasan hingga penculikan pada anak merupakan upaya kolaboratif yang harus dilakukan orang tua, lingkungan, dan didukung pemerintah. Ia menyebut masifnya kasus kekerasan pada anak yang cenderung bertambah setiap tahunnya harus menjadi perhatian publik.
"Kekerasan pada anak, penculikan, eksploitasi ini menjadi PR kita bersama ya, khususnya orang tua. Menjadi orang tua itu tidak mudah karena tidak pernah ada sekolahnya. Tetapi menjadi orang tua juga punya insting tentang bagaimana melindungi anaknya," kata Retno saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (4/1) malam.
Retno menyebut langkah yang harus dilakukan orang tua agar tidak 'gagal' dalam melindungi anaknya adalah dengan menanamkan edukasi pada keluarganya. Anak diajarkan bagaimana berkomunikasi secara gamblang dan diberikan wejangan apa saja yang perlu dilakukan saat anak merasa dalam kondisi berbahaya.
Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) periode 2017-2022 itu menyebut masih cukup banyak anak di Indonesia yang belum dibekali cara-cara bagaimana ia dapat mengutarakan emosi dan proteksi diri, sehingga anak tidak bisa meminta tolong atau menolak ajakan orang asing.
Anak-anak menurutnya perlu diajarkan bagaimana meminta pertolongan di situasi kerumunan, anak juga diajarkan untuk tidak mudah percaya pada orang asing, hingga anak harus memiliki keberanian untuk menolak tegas apa yang menurut mereka salah dan mencurigakan.
(tim/isn)