Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani membeberkan respons buruk terhadap usai Prabowo Subianto memutuskan bergabung ke Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Presiden Jokowi.
Dia menyampaikan itu dalam rangkaian HUT ke-15 Partai Gerindra serta konsolidasi kader Kalimantan Selatan, Kamis (2/2).
"Keputusan Pak Prabowo bergabung dengan Pak Jokowi banyak disalah pahami, disalahmengerti, bahkan di-bully, dimaki," kata Muzani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Menurutnya, banyak yang salah paham ketika Prabowo bergabung menjadi menteri usai dikalahkan Jokowi di Pilpres 2019.
Muzani menjelaskan bahwa Gerindra menjunjung tinggi persatuan. Keputusan bergabung ke kabinet, kata dia, merupakan langkah yang perlu diambil mengingat Pilpres 2019 mewariskan pembelahan di masyarakat.
Gerindra pun mendukung pembangunan bangsa. Maka bergabung ke dalam kabinet menjadi pilihan yang rasional demi persatuan. Tanpa persatuan, pembangunan tidak akan optimal terlaksana.
"Persatuan, kegotongroyongan, dan pembangunan hanya mungkin tercipta kalau ada ketenangan, ada situasi kondusif," ucap Muzani.
Lihat Juga : |
Dia mengatakan Prabowo Subianto tetap mengutamakan kepentingan masyarakat semua lapisan meski mendapat hujatan lantaran menjadi menteri untuk membantu Presiden Jokowi.
Muzani menyebut Prabowo mengesampingkan harga diri dan egonya demi meredam konflik horizontal di masyarakat warisan Pilpres 2019.
"Inilah yang membuat Partai Gerindra bertambah kuat di usia 15 tahun, karena orang-orang ikhlas yang berjuang untuk bangsa dan negaranya tidak pernah lelah, tidak pernah memikirkan jasa apa yang akan dia dapatkan setelah berjuang," kata Muzani.
(bmw)