SMRC: Ganjar Konsisten, Anies Menguat, Bisa Head to Head di Ronde 2

CNN Indonesia
Jumat, 03 Feb 2023 08:22 WIB
SMRC memprediksi Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo berpeluang bersaing ketat di putaran kedua apabila Pilpres 2024 diikuti tiga hingga empat pasang calon.
SMRC memprediksi Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo berpeluang bersaing ketat di putaran kedua apabila Pilpres 2024 diikuti tiga hingga empat pasang calon. Dok. Pemda DKI Jakarta

SMRC memprediksi Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo berpeluang bersaing ketat di putaran kedua apabila Pilpres 2024 diikuti tiga hingga empat pasang calon.

Pendiri SMRC Saiful Mujani menyebut prediksi Pilpres tak hanya sekali putaran itu didapatkan melalui hasil survei dan melihat perkembangan politik setahun terakhir. Menurutnya belum ada satu tokoh politik yang mendapatkan dukungan lebih dari 50 persen +1 yang merupakan syarat memenangkan Pilpres.

"Jadi kalau melihat tren ini, maka Anies kemungkinan akan berhadapan dengan Ganjar di putaran kedua. Ini seperti pilpres pertama kita 2004, calonnya lebih dari dua, sehingga terjadi dua putaran," kata Saiful.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saiful kemudian menjelaskan maksimal pasangan calon presiden pada Pemilu 2024 hanya empat.

Dalam proyeksinya, apabila ada empat koalisi pilpres, maka PDIP bakal maju sendiri. Selanjutnya Golkar bersama PPP dan PAN dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Gerindra berkoalisi dengan PKB dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR), sementara Nasdem, Demokrat, dan PKS membentuk Koalisi Perubahan.

Dari empat koalisi yang memungkinkan itu, Saiful menarik tokoh politik yang berpotensi besar diusung menjadi Capres serta berdasarkan survei elektabilitas. PDIP menurutnya akan menyetorkan nama Ganjar Pranowo.

Kemudian KIB diprediksi mengusung Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Koalisi Perubahan mengusung Anies Baswedan, dan Koalisi KIR bakal mengusung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

"Jika yang maju adalah empat nama ini, Ganjar mendapatkan dukungan yang paling baik dan memiliki selisih yang signifikan dengan nama-nama lain," kata dia.

Saiful membeberkan dalam survei SMRC pada Desember 2022 yang dilakukan dengan simulasi empat nama, Ganjar mendapatkan dukungan 32,4 persen. Ganjar unggul terhadap Anies dan Prabowo dengan selisih suara sekitar 6-7 persen.

Yang kedua adalah antara Anies dan Prabowo. Anies didukung 26,8 persen dan Prabowo 25,6 persen suara. Selisih suara kedua nama ini tidak signifikan secara statistik. Sementara Airlangga di posisi terbawah dengan 3 persen dukungan. Masih ada 12,1 persen responden yang belum menentukan pilihan.

Melihat hasil survei tersebut dengan suara yang cukup seimbang antara tiga calon, maka Saiful menyimpulkan Pilpres 2024 tak mungkin digelar satu putaran. Oleh sebab itu, SMRC menurutnya juga membuat survei simulasi dengan tiga calon.

"Dalam simulasi tiga calon, data dukungan publik cukup konsisten. Ganjar didukung 33,7 persen, Anies 28,1 persen, dan Prabowo 26,1 persen. Yang belum menjawab 12,1 persen," lanjut Saiful,

Ganjar dan Anies

Saiful melanjutkan apabila pada akhirnya partai-partai politik mengambil keputusan sesuai dengan aspirasi pemilih sebagaimana dijaring dalam survei SMRC, maka calon presiden kemungkinan adalah Ganjar, Anies, dan Prabowo lantaran mereka yang paling kompetitif dari segi elektabilitas di masyarakat.

"Dari tiga nama ini kemungkinan yang masuk ke putaran kedua adalah Ganjar dan Anies," kata Saiful.

Saiful menyebut prediksi itu didasarkan sejumlah hal, salah satunya karena dalam satu setengah tahun terakhir Ganjar terus konsisten mendapatkan suara teratas, Prabowo cenderung melemah, dan Anies cenderung menguat.

Dari survei Mei 2021 sampai Desember 2022 misalnya, Prabowo cenderung menurun. Dari 34,1 persen pada survei Mei 2021 menjadi 26,1 persen di Desember 2022. Sementara Ganjar cenderung naik dari 25,5 persen menjadi 33,7 persen di periode yang sama. Anies juga cenderung naik walaupun tidak sekuat Ganjar, dari 23,5 persen menjadi 28,1 persen.

"Kalau yang bertarung adalah Ganjar dengan Anies, persaingan akan sangat ketat. Dalam survei Desember 2022, Ganjar mendapatkan suara 43,3 persen sementara Anies 40,5 persen. Ada 16,2 persen yang belum menentukan pilihan," tuturnya.

Lebih lanjut, Saiful menyebut saat ini nama Anies lebih dikenal masyarakat luas dari pada Ganjar. Dengan demikian, apabila Ganjar mau dan sudah bersosialisasi, maka pengetahuan publik pada kedua nama tersebut akan relatif sama.

Selanjutnya, hasil analisis terhadap data survei SMRC Desember 2022 menunjukkan bahwa apabila tingkat 'popular' Anies dan Ganjar sama, maka hasil elektabilitas keduanya mengalami perubahan, Ganjar naik menjadi 52,4 persen dan Anies 39,5 persen.

"Jadi Ganjar sudah dapat 50 persen lebih menurut prediksi kita pada survei Desember ini," lanjut Saiful.

"Sekarang posisi Ganjar 43,3 persen sementara Anies 40,5 persen. Tapi, kalau sudah ada keseimbangan sosialisasi, kemungkinan Ganjar 52,4 persen sementara Anies 39,5 persen. Data ini menunjukkan bahwa dilihat dari probabilitasnya, pada putaran kedua, Ganjar akan unggul," imbuhnya.

Waspadai tingkat kepopuleran

Meski begitu, Saiful mewanti-wanti sebab apabila tingkat kepopuleran Ganjar tidak mengalami perkembangan, maka prediksi perolehan suara baik Ganjar dan Anies akan seimbang. Selisih yang ketat seperti itu menurutnya bakal berbahaya.

Tensi politik, lanjut Saiful, bisa memanas di tengah masyarakat. Dengan demikian, ia berharap agar siapapun calon presiden nanti, maka perlu ada gap suara yang cukup signifikan.

Ia mencontohkan pemilihan umum di Amerika Serikat pada 2000 silam. Kalau itu, Al Gore melawan Bush junior yang hanya ditentukan di sebuah daerah pemilihan di Florida dan jumlah pemilihnya hanya ratusan. Kondisi itu menciptakan ketegangan dan tensi sosial memanas selama berbulan-bulan.

"Maka bisa kita bayangkan kalau seperti itu di Indonesia," katanya.

(khr/kid)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER