Klitih di Titik Nol Jogja, Petugas Jogoboro Diminta Lebih Waspada
Insiden dugaan penyerangan menggunakan senjata tajam oleh sekelompok orang secara tak terduga atau yang kini dikenal Klitih di kawasan Nol Kilometer, Kota Yogyakarta (Jogja), disebut baru kali pertama terjadi.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya (UPT PKCB) Yogyakarta, Ekwanto mengatakan, sepengetahuan dirinya kejadian macam ini bak fenomena langka atau baru kali pertama terjadi di area Nol Kilometer.
"Baru ini, ya nggak menyangka juga tiba-tiba pagi-pagi seperti itu," kata Ekwanto saat dihubungi, Kamis (10/2).
UPT PKCB sendiri membawahi unit Jogomaton atau lebih dikenal dengan sebutan Jogoboro, petugas keamanan yang berjaga di sepanjang Tugu Pal Putih hingga Keraton Yogyakarta. Termasuk di dalamnya adalah titik Nol Kilometer.
Ekwanto mengklaim, petugas Jogoboro mengetahui kejadian penyerangan sekelompok orang memakai senjata tajam, Selasa (8/2) dini hari kemarin. Hanya saja insiden itu memang berlangsung sangat cepat.
"Kita istilahnya baru mau nyusul tapi (terduga pelaku) sudah langsung pergi. Kan cepat banget itu. Petugas waktu itu ada tapi di sebelah utara dekat shelter (Trans Jogja depan Benteng Vredeburg)," jelas Ekwanto.
"Kemarin kan oleh Polres dilacak juga dari CCTV kami tidak ketemu mulainya (kejadian) dari mana," sambungnya.
Dengan adanya peristiwa ini, dia meminta petugas Jogoboro agar lebih waspada. Ekwanto mengklaim jajarannya selama ini juga sudah bekerja secara optimal menjaga beberapa titik ikon kota yang seolah 'tidak pernah tidur'.
"Dihitung dari sisi kemampuan volume dari petugas kami ya sangat kurang, 1,5 kilometer dari setiap orang bagaimana pun tetap lebih banyak orang yang datang apalagi sore, kalau malam agak terhitung," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, sebuah aksi penyerangan sekelompok orang bersenjata tajam di kawasan Nol Kilometer Kota Yogyakarta viral di media sosial. Polisi kini tengah menyelidiki peristiwa tersebut yang berlangsung pada Selasa (8/1) dini hari sekitar pukul 04.30 WIB itu.
Kasi Humas Polresta Yogyakarta, AKP Timbul Sasana Raharjo mengatakan, jajaran Satreskrim telah memeriksa rekaman kamera pengawas dan lima orang saksi. Mereka terdiri dari korban dan sosok yang merekam kejadian tersebut, lalu mengunggahnya ke media sosial.
Hasil pengumpulan keterangan, saat itu korban tiba-tiba diserang menggunakan senjata tajam tanpa sebab yang jelas. Beruntung, korban bersama rombongannya selamat dari luka fatal akibat tebasan senjata tajam pelaku.
"Dia (kelompok pelaku) melakukan secara acak. Mungkin ketemu di jalan, dipepet-pepet, tanpa kenal, mungkin provokasi. Kemudian melakukan tindakan seperti di video itu," kata Timbul, Rabu (9/2).