Saya sudah bukan atasannya lagi. Saya sudah orang luar. Saya terima dari media lalu Muchdi ditahan, tapi bebas. Berarti kan dia tidak salah. Buat saya itu saja. Kan saya tidak mengikuti telepon, mana saya tahu dia telepon berapa kali. Saya tidak ngerti. Buktinya tidak terbukti. Saya lega. Anak buah saya semua diperiksa. Tidak satupun yang nyebut bahwa saya kenal atau menyuruh. Tolong sampaikan, saya bukan pembunuh. Terlalu besar fitnah ini dan sambung menyambung, sampai pelawak melawak menyindir saya. Silakan kalau ada saksi apalagi bukti, pakai. Saksi pun tidak, yang menyebut nama saya pun tidak pernah ada.
Salah sendiri kenapa hilang. Saya tidak ngerti. Mbok jangan hilang, biar puas juga. Saya juga tidak dipanggil atau diperiksa. Itu kan sudah BIN era SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Kalau ini disebut pembunuhan politik, politiknya siapa? Atasan saya waktu itu Ibu Mega (Megawati Soekarnoputri).
Itu tidak betul. Saya kan sudah masyarakat biasa. Kalau misal saya tidak datang, ya datangin saya. Mereka kan bukan polisi... mereka ada hak dari mana manggil-manggil orang? Memangnya Kopkamtib (Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban)? Jadi Kopkamtib pun saya tidak pernah manggil orang jika saya tidak yakin betul dia salah. Datangin lah saya, bener.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika saya perlu informasi, saya panggil dia tidak mau datang, saya datangin. Saya tanya, kenapa tidak mau datang? Tidak ada orang dipanggil tidak mau datang. Kecuali dia tidak tahu. Terus terang saya tidak tahu. Tapi kalau sampai saya salah, kenapa kamu tidak mau datang? Kenapa? Kan kamu yang perlu informasi dari saya.
Saya sudah keluar dari BIN. Saya langsung resign. Saya kecewa juga ada kejadian seperti ini. Saya keluar agar pemeriksaan fair. Rezim pun sudah berganti. Jadi ini kan hanya asumsi-asumsi. Jangan begitulah. Buktikan saja, kita punya hukum. Kalau tidak percaya hukum, percaya pada siapa? Tapi saya betul-betul tidak punya pikiran yang sebinatang itu untuk membunuh orang yang tidak bersalah.
(tsa/sur)