Universitas Islam Indonesia (UII) menyatakan akan memberikan pendampingan dan dukungan layanan kesehatan bagi Ahmad Munasir Rifai Pratama, dosen informatika yang sempat dinyatakan hilang kontak sepulang dari Norwegia.
Langkah UII ini menyangkut kondisi kesehatan yang menjadi alasan Ahmad mengubah rute penerbangan ke Boston, AS sepulang dari Norwegia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"UII akan memberi pendampingan dan dukungan layanan kesehatan bagi AMRP, apabila diperlukan," kata Rektor UII Fathul Wahid dalam keterangan resminya, Jumat (24/2).
Selain pendampingan dan dukungan layanan kesehatan, UII juga melakukan verifikasi atas dugaan tindak indisipliner dari keputusan mengalihkan perjalanan ke AS tanpa pemberitahuan ke kampus sejak 12 Februari 2023.
"Patut diduga sebagai tindakan indisipliner karena telah meninggalkan tanggung jawab yang menyebabkan dampak terhadap tata laksana organisasi. Untuk melakukan verifikasi atas dugaan tersebut UII akan membentuk tim berdasarkan regulasi yang berlaku di UII," ujarnya.
Ahmad dilaporkan hilang selepas mengikuti rangkaian aktivitas mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN), Norwegia bersama delegasi UII beranggotakan empat orang, termasuk Rektor UII Fathul Wahid.
Pada 12 Februari, tim bertolak dari Norwegia melalui Bandara Oslo setelah sepekan beraktivitas di USN sejak 5 Februari 2023. Para anggota tim berjumpa terakhir dengan Ahmad di Norwegia tanggal 12 Februari, kecuali Fathul pada malam sebelum kepulangan mereka.
Lihat Juga : |
Menurut rencana yang tersampaikan secara lisan, rute perjalanan kepulangan Ahmad adalah Oslo-Istanbul-Riyadh-Istanbul-Jakarta.
Seluruh anggota tim pulang lewat Turki dengan tiga penerbangan berbeda. Ahmad yang sendirian dalam penerbangannya tidak membagikan detail informasi penerbangannya ke kolega UII maupun istri.
Ahmad mengirimkan pesan terakhir kepada istrinya pada 12 Februari 2023 siang atau beberapa saat sebelum menaiki pesawat ke Istanbul. Pesan itu berbunyi 'menunggu boarding'. Setelahnya, upaya mengontak Ahmad melalui beragam kanal daring dilakukan dan belum satu pun yang direspons oleh Ahmad.
Sementara jejak digital memastikan Ahmad telah berada di Istanbul, Turki pada 12 Februari 2023, United States Customs and Border Protection (US CBP) memastikan yang bersangkutan telah masuk ke Boston, AS.
Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Irjen Krishna Murti mengeluarkan pernyataan Ahmad terdeteksi dan yang bersangkutan tidak hilang atau sengaja mengubah rute perjalanannya.
Konsulat Jenderal New York, Jumat (24/2) sudah bertemu langsung dengan Ahmad. Kementerian Luar Negeri RI memastikan Ahmad dalam keadaan aman.
Ahmad, dalam pesan email kepada UII menjelaskan bahwa alasan dirinya mengubah rute perjalanan ke Boston, AS adalah kondisi kesehatannya.
"UII telah mencermati alasan kondisi kesehatan AMRP yang menjadi penyebab pengalihan rute penerbangan ke Amerika Serikat dan disampaikan melalui penjelasan AMRP di dalam balasan email. Pesan yang diterima UII dari AMRP juga termasuk permohonan maaf yang sebesar-besarnya dari AMRP kepada Rektor dan seluruh sivitas akademika UII atas kegaduhan yang muncul di publik terkait permasalahan ini," tulis Fathul dalam keterangan resminya, Jumat.
(fra/kum/fra)