Jakarta, CNN Indonesia --
Stasiun Manggarai, Jakarta, terlihat padat penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) di peak hours (jam sibuk) pada Selasa (28/2) pagi.
Bukan hanya pagi, pada sore dan malam saat jam pulang kantor pun terlihat kepadatan yang serupa.
Sejak mulai direvitalisasi beberapa waktu lalu, keluhan-keluhan netizen yang merupakan komuter terkait Stasiun Manggarai menghiasi media sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para komuter yang merupakan para pencari nafkah di ibu kota negara itu mengeluh lelah sebelum bekerja karena padatnya penumpang dan mesti naik turun tangga di stasiun simpul transit KRL Jabodetabek tersebut.
Banyak penumpang KRL mengeluhkan Stasiun Manggarai yang menjadi tidak nyaman, karena mesti berkejaran dan berebutan dengan banyak penumpang lain untuk naik kereta. Bahkan, sebagian netizen menyebut momen para penumpang berkejaran dan berebutan naik kereta di Stasiun Manggarai mirip dengan pertempuran melawan zombie.
Terkait penumpukan penumpang di Stasiun Manggarai yang dikeluhkan para komuter tersebut, beberapa waktu lalu Kemenhub dan pemangku kepentingan terkait menjanjikan akan melakukan antisipasi dari mulai menambah tangga hingga angkutan feeder.
Pantauan CNNIndonesia.com pada Selasa kemarin di Stasiun Manggarai sejak pukul 07.30 WIB, kepadatan terjadi saat penumpang yang mesti transit harus berpindah peron dari lantai tiga menuju lantai satu maupun sebaliknya.
Mereka tampak melewati tangga eskalator dan tangga konvensional dengan tergesa-gesa hingga berlarian mengejar kereta yang mesti mereka naiki.
Selain itu, kepadatan juga terlihat saat para penumpang yang harus transit di Stasiun Manggarai keluar dari gerbong dan erpapasan dengan penumpang tujuan lain yang hendak naik rangkaian kereta tersebut.
Di dalam kereta, para komuter pun terlihat berdesak-desakan hingga tak ada jarak antara satu dengan lainnya. Mereka berdiri dengan memegangi barang bawaan sembari mempertahankan keseimbangan.
Lelah sebelum kerja
Salah satu pengguna KRL, Ramadhan mengeluhkan kepadatan di Stasiun Manggarai. Ia mengaku lelah dan jenuh sebelum bekerja lantaran harus bedesak-desakan di stasiun dengan lalu lintas kereta api yang mungki paling sibuk di Indonesia tersebut.
"Jenuh sama capek sih sebelum kerja. Sebenarnya capeknya di perjalanan kalau di tempat kerjanya mah enggak, enjoy aja. Perjalanan yang bikin jenuh dan capek," kata Ramadhan saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Selasa pagi.
Meski tiap hari menaiki kereta di Stasiun Manggarai, Ramadhan tak pernah sekalipun mendapatkan tempat duduk di dalam kereta. Kakinya harus menopang badan yang terhimpit dengan penumpang lainnya.
"Tempat duduk emang enggak pernah dapet kalau jam berangkat kerja dan pulang kerja. Berdiri aja," ujarnya.
Berlarian di Stasiun Manggarai demi mengejar kereta pun pernah dirasakan Ramadhan. Namun, kini ia mengantisipasi hal tersebut dengan berangkat lebih awal dari biasanya.
Menurut Ramadhan, Stasiun Manggarai sangat sibuk dan padat di jam berangkat dan pulang kerja. Pemandangan desak-desakan pun sudah tak asing bagi Ramadhan.
"Biasanya pagi sama sore waktunya berangkat pulang kerja emang padat banget terus desek-desekan juga," ujarnya.
Baca halaman selanjutnya, pengalaman komuter hampir jatuh
Pengguna kereta rel listrik (KRL) ada yang mengaku lelah bahkan pernah hampir terjatuh dari kereta dan tangga lantaran harus transit dan berdesakan untuk mendapatkan kereta di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan.
Beberapa di antaranya menduga kepadatan 'tak masuk akal' di Stasiun Manggarai itu karena perubahan sistem lalu lalang KRL.
Salah satu pengguna KRL, Fitri mengatakan dirinya berangkat dari Stasiun Depok Baru menuju ke Stasiun Tanah Abang.
Sebelum sistem berubah, ia tidak perlu transit. Kini setelah adanya perubahan sistem, Fitri harus transit dari lantai tiga ke lantai satu Stasiun Manggarai.
"Naik kereta di Manggarai hectic sih. Pas transit cukup hectic, karena terlalu banyak peron," kata Fitri saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Selasa (28/2) pagi.
Fitri mengatakan keruwetan di Stasiun Manggarai sangat melelahkan. Bahkan, lebih lelah dibanding ketika bekerja.
"Lelah banget sih. Jadi kerja sebenernya yang bikin lelah perjalanannya," ucapnya.
Pengalaman tak mengenakkan pun pernah dialami Fitri. Kala itu terjadi aksi pencopetan di gerbong yang ia naiki. Menurutnya, hal itu salah satunya dipicu oleh penumpang yang saling berdesak-desakan.
"Desek-desekan. Waktu itu sempat kejadian ada pencopetan juga di gerbong aku. Jadi di situ pengalaman paling aku takutin. Ternyata desek-desekan itu menyebabkan kriminal," ujarnya.
[Gambas:Photo CNN]
Namun, Fitri mengaku sudah terbiasa dengan keruwetan di Stasiun Manggarai. Berlarian demi mengejar kereta pun biasa ia lakukan setiap hari.
Ia berharap Stasiun Manggarai menambah lebih banyak kereta dan kapasitasnya demi mengurai keruwetan tersebut.
"Mungkin kereta lebih diperbanyak lagi, terus kapasitasnya juga," pinta Fitri.
Hal serupa disampaikan penumpang jurusan Kalideres-Bogor, Elin. Ia mengatakan kini akses di Stasiun Manggarai cukup sulit lantaran harus transit terlebih dahulu.
"Cukup sulit karena kan aksesnya itu yang dulu cuma transit sekali, sekarang transitnya dua kali. Dulu cuma dari Duri langsung ke Bogor. Sekarang harus ke Manggarai," kata Elin.
Elin menceritakan pernah hampir terjatuh dari kereta saat memasuki gerbong karena banyaknya penumpang yang berdesak-desakan.
"Sempet hampir terjatuh waktu itu karena kalau misalnya kita masuk kereta, apalagi kalau misalnya kereta ke arah Angke itu kan rame banget dan keretanya mungkin satu setengah jam sekali bener-bener rebutan. Saya hampir jatuh juga karena saling dorong-dorongan," ujarnya.
"Hampir jatuh dari kereta dan bahkan kalau kita lewat eskalator atau tangga pun seperti itu. Jadi desak-desakan dan saling dorong-dorongan," imbuhnya.
Sementara itu menanggapi keluhan komuter, Kemenhub menyatakan akan membangun tangga tambahan di ujung utara peron untuk mengurai kepadatan penumpang di Stasiun Manggarai. Tangga ini akan menambah alternatif akses penumpang.
Direktur Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub Risal Wasal mengatakan sebenarnya kepadatan di Stasiun Manggarai disebabkan pembangunan stasiun yang tengah berlangsung. Jika pengerjaan selesai, maka kepadatan pun bisa terurai.
"Izinkan kami memohon maaf atas kendala yang dihadapi penumpang di Stasiun Manggarai, insyaallah segera kami sampaikan solusi untuk mengurai penumpukan yang sering terjadi," kata Risal melalui keterangan resmi, Rabu (22/2).
Terkait dengan kepadatan penumpang di stasiun yang dikeluhkan oleh masyarakat, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Jakarta Rode Paulus menyebut hal itu hanya terjadi pada jam-jam tertentu.
Ia menilai kalau dilihat secara langsung di lapangan, kepadatan tersebut tidak terjadi sebagaimana diberitakan di media sosial.
"Betul peron agak padat saat kereta datang namun akan segera terurai, tidak stuck," imbuh Rode.
Di sisi lain, ia mengimbau kepada masyarakat agar turut serta mendukung dan menjaga fasilitas di Stasiun Manggarai yang sedang dibangun.
Selain itu, Manajemen PT KAI Commuter Indonesia (KCI) menambah sebanyak 31 pengumpan (feeder) sebagai antisipasi kepadatan penumpang transit di Stasiun Manggarai terutama pada jam sibuk.
"KAI Commuter mengoptimalkan sebanyak 31 perjalanan commuterline pengumpan tambahan dengan 17 perjalanan pada jam sibuk pagi hingga siang dengan relasi Manggarai-Angke/Kampung Bandan pp," kata Vice President Corporate Secretary PT KAI Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba dalam keterangannya, Minggu (12/2).
Anne menambahkan, pada jam sibuk sore hingga malam, KAI Commuter mengoperasikan sebanyak 14 perjalanan commuterline pengumpan tambahan untuk relasi Manggarai-Angke/Kampung Bandan dan Manggarai-Bekasi pp.
Menurut dia, kepadatan penumpang biasanya terjadi pada jam sibuk yakni pukul 06.00 hingga 8.30 WIB dan 15.30 hingga 18.00 WIB. Kepadatan itu, kata dia, sejauh ini terlihat tidak lebih dari tiga jam.