Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, tengah hangat menjadi perbincangan di media sosial Twitter, karena cerita warga yang menyebut transit di stasiun tersebut sebagai mimpi buruk.
Ketika peak hours, situasi di Stasiun Manggarai memang menggila, karena melubernya jumlah penumpang transit. Stasiun Manggarai sejak Mei tahun lalu menjadi stasiun sentral, yang melayani beragam layanan kereta.
Stasiun Manggarai menjadi stasiun dengan lalu lintas kereta api paling sibuk di tanah air. Stasiun yang diresmikan pada 1 Mei 1918 ini juga melayani perhentian KRL Commuter Line tujuan Jakarta Kota, Bogor, Tanah Abang, dan Bekasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahukah kamu, Stasiun Manggarai merupakan bangunan cagar budaya. Stasiun Manggarai terdaftar di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan nomor registrasi RNCB.19990112.04.000470 berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.13/PW.007/MKP/05, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 011/M/1999 dan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 Tahun 1993.
Dalam sejarahnya, seperti dilansir dari laman Heritage Kereta Api Indonesia (KAI), Stasiun Manggarai didirikan di wilayah Manggarai Batavia (Jakarta) dan sudah ada sejak abad ke-17. Wilayah ini awalnya adalah tempat tinggal dan pasar budak asal Manggarai, Flores, kemudian berkembang menjadi sebuah perkampungan.
![]() |
Kereta api yang melintasi wilayah ini awalnya dibangun oleh perusahaan swasta Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) dengan lintas Jakarta-Buitenzorg (Bogor). Sebagai tempat pemberhentian dibangun Stasiun Bukitduri (kini depo KRL).
Kini, Stasiun Manggarai semakin dipadati masyarakat Jabodetabek. Peralihan sistem pelayanan atau Switch Over (SO-5) di Stasiun Manggarai yang berlaku sejak Mei 2022 membuat jumlah penumpang membludak. Banyak penumpang KRL mengeluhkan Stasiun Manggarai, yang menjadi tidak nyaman, karena mesti berkejaran dan berebutan dengan banyak penumpang lain untuk naik kereta.
Bahkan, sebagian netizen menyebut, momen para penumpang berkejaran dan berebutan dengan brutal untuk naik kereta di Stasiun Manggarai, mirip dengan pertempuran melawan zombie.
Penumpukan penumpang juga terjadi ketika jam pulang kantor, sementara fasilitas Stasiun Manggarai dinilai tidak memadai untuk menampung membludaknya penumpang. Sesungguhnya kondisi ini pun sudah berlangsung berbulan-bulan.
Tidak sedikit yang menuntut perubahan dan perbaikan pada sistem layanan di Stasiun Manggarai. Harapannya agar layanan KRL Jabodetabek, khususnya Stasiun Manggarai, diperbaiki dan lebih memudahkan masyarakat sehingga fisik dan mental tetap sehat saat naik transportasi yang aman dan nyaman.
(wiw)