Pemberian gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) terhadap Menteri BUMN Erick Thohir di Universitas Brawijaya (UB), Malang diwarnai protes dari puluhan mahasiswa lewat aksi unjuk rasa, Jumat (3/3).
Gelar itu dianugerahkan kepada Erick Thohir atas kontribusi pemikirannya pada bidang manajemen strategi melalui implementasi strategi transformasi bisnis di BUMN.
Mahasiswa menolak penganugerahan gelar tersebut mengingat Erick saat ini punya kepentingan politik menjelang Pemilu 2024. Nama Erick belakangan ini diketahui mewarnai bursa bakal calon wakil presiden di sejumlah lembaga survei.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu mahasiswa pun menilai Erick tidak memenuhi kriteria bagi seorang mendapat gelar doktor honoris causa. Hal itu sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 43 Tahun 1980, yang di antaranya mengharuskan penerima honoris causa haruslah seseorang yang telah dianggap berjasa dan atau berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia.
"Sebagai institusi akademik yang memiliki standar dan nilai-nilai yang tinggi, seharusnya UB dapat mempertimbangkan secara seksama siapa yang pantas mendapatkan gelar akademik," Aliansi Mahasiswa Resah Brawijaya (Amarah Brawijaya) Bernadian Ginting.
Mahasiswa dalam aksinya membawa sejumlah atribut menolak seremonial pemberian gelar tersebut.
Aksi mahasiswa itu sempat mendapat pengadangan dari aparat kepolisian yang berjaga. Tampak sebagian dari mereka juga berdialog dengan petugas kampus. Meski saling dorong, namun hal itu tidak sampai berujung ricuh.
Lihat Juga : |
Dalam aksinya, mahasiswa juga turut menyinggung penegakan hukum Tragedi Kanjuruhan. Mereka meminta Erick yang kini memimpin PSSI ikut menuntaskan kasus yang menewaskan ratusan nyawa itu.
Universitas Brawijaya Malang menganugerahkan gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) Bidang Manajemen Strategis kepada Menteri BUMN Erick Thohir.
Dalam acara pengukuhan honoris causa itu, Erick menyampaikan Orasi Ilmiah berjudul 'Eternitas Transformasi BUMN: Strategi Terobosan untuk Kebangkitan Ekonomi Indonesia Baru'. Penyampaian Orasi Ilmiah dan Pengukuhan Gelar DR HC ini dilaksanakan di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya.
Dalam Orasi Ilmiahnya di hadapan senat akademik dan para guru besar Universitas Brawijaya, Erick mengemukakan transformasi tidak dapat hanya diterapkan sekali saja. Transformasi harus terus dilakukan karena dinamika perubahan dan tantangan akan terus bergulir hingga akhir hayat negeri ini.
Oleh karena itu, Erick menegaskan bahwa hal terpenting yang perlu dilakukan adalah eternitas transformasi atau transformasi yang dilaksanakan secara berkelanjutan.
Eternitas Transformasi BUMN, menurut Erick, merupakan manajemen yang bersifat strategis, khas, unik, kekinian, berhasil, dan tetap dalam kerangka konstitusi, UUD 1945. Ini merupakan pilihan perubahan yang diselaraskan dengan karakter.
"Sebuah negara yang berhasil adalah negara yang menyelenggarakan transformasi melalui lokomotif ekonominya, dimulai dari penyempurnaan sumber dayanya, baik manusia, alam, maupun teknologi," kata Erick.
![]() |
Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UB Dr Abdul Ghofar mengatakan, proses penganugerahan gelar Doktor Kehormatan kepada Erick ini telah melalui tahapan akademik yang ketat dan berjenjang selama 1,5 tahun.
Ghofar menilai Erick layak mendapat gelar ini karena pemikirannya yang out of the box dan melintasi berbagai disiplin ilmu.
"Pak Erick bagi kami adalah figur perubahan transformasi yang terus bergerak dalam berbagai keadaan meskipun sulit sekali pun," kata Ghofar.
Di sisi lain, Ketua Pelaksana Penganugerahan Gelar Doktor Universitas Brawijaya ke Erick, Hendi Subandi, mengapresiasi kontribusi Erick dalam bidang manajemen strategi melalui implementasi strategi transformasi bisnis di BUMN.
"Erick Thohir secara aktivitas akademik telah membuktikan dedikasinya dengan aktif berkontribusi dalam penyemaian ilmu pengetahuan melalui forum-forum akademik di dalam dan luar negeri," tuturnya.
Hendi menganggap, kepemimpinan Erick dalam mendorong BUMN membantu negara dan masyarakat saat pandemi Covid-19 serta pemulihan ekonomi nasional yang menjadi faktor penting.
Erick, kata Hendi, juga memiliki keberpihakan terhadap sektor pendidikan dengan menjadikan pendidikan sebagai satu dari tiga fokus utama program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN.
"Hal ini terlihat dalam peningkatan bantuan untuk pembangunan sarana dan prasarana, beasiswa dan tenaga pendidik. Keberpihakan pada perempuan dan generasi muda juga terbukti lewat komposisi manajemen di BUMN," ujarnya Hendi.