Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan lokasi permukiman warga dengan depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, seharusnya ada jarak yang cukup jauh.
Dia berkata depo tersebut merupakan objek vital. Menurutnya, ada aturan yang menyebut jarak minimal antara objek vital dengan perumahan warga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi saya lihat juga permukiman masyarakat juga sangat dekat, tentunya idealnya ada jarak," kata Sigit di posko pengungsian korban kebakaran depo Pertamina Plumpang di Jakarta Utara, Sabtu (4/3).
Sigit berkata perlu ada asesmen tentang pemukiman warga di dekat depo Pertamina Plumpang. Dia menyebut asesmen itu digunakan untuk memutuskan apakah perlu ada relokasi.
Dia mengatakan perlu ada pembicaraan dengan masyarakat sekitar depo. Langkah itu dilakukan untuk menemukan solusi bersama.
"Harapan kita ada kesepakatan bila memang ada pengaturan-pengaturan terkait dengan lokasi tempat tinggal, tentunya harus ada upaya-upaya untuk mempersiapkan tempat baru," ujarnya.
Empat rukun warga (RW) di Kelurahan Rawa Badak Selatan, Jakarta Utara terletak di sekitar depo Pertamina Plumpang. Mereka memilih bertahan di pemukiman padat penduduk itu meskipun telah terjadi beberapa kebakaran besar.
Warga RW 2 Rawa Badak Selatan Mulyadi telah tinggal sejak 1982. Dia memilih bertahan meskipun sudah menyaksikan kebakaran depo Pertamina Plumpang pada 2009 dan 2023.
"Nyari rumah di Jakarta kan susah," kata Mulyadi saat ditemui CNNIndonesia.com di Jakarta Utara, Sabtu (4/3).
Mulyadi berkata keluarganya telah memiliki surat tanah di tempat itu. Mereka pun telah tinggal puluhan tahun di rumah tersebut.
Dia berkata rumahnya pun tak begitu dekat dengan depo. Dengan demikian, ia yakin keputusan bertahan di tempat itu tepat.
Terpisah, warga RW 9 Rawa Badak Selatan Deden Mustafa juga berniat bertahan setelah kebakaran depo Pertamina Plumpang. Dia berkata telah tinggal di tempat itu sejak 1996.
Deden tak punya sertifikat atas tanah rumahnya, tetapi ia mengantongi izin mendirikan bangunan (IMB). Pekerjaan mengajar mengaji pun jadi alasannya bertahan di tempat itu.
"Takut sih takut, namanya kita sudah bertahan. Pak Anies juga resmiin surat bangunan, IMB. Kan ngukur bangunan semua. Jadi sama kontrak Anies ini semua dirapikan," ujarnya saat ditemui CNNIndonesia.com di Jakarta Utara, Sabtu (4/3).
Kebakaran terjadi di depo Pertamina Plumpang pada Jumat (3/3). Kebakaran merembet ke pemukiman warga di Kelurahan Rawa Badak Selatan.
Rumah-rumah di RW 9 dan RW 1 hangus terbakar. Sebanyak 16 warga juga dinyatakan meninggal dunia akibat kejadian itu. Puluhan warga dilarikan ke rumah sakit karena luka-luka.