Genap Sebulan KKB Sandera Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens

CNN Indonesia
Selasa, 07 Mar 2023 06:55 WIB
Sejak insiden pembakaran pesawat Susi Air hingga hari ini, Selasa (7/3), tercatat tepat sudah satu bulan Philip dibawa oleh KKB Pimpinan Egianus Kogoya.
hilip Mark Mehrtens yang pilot berkebangsaan Selandia Baru saat ini bersama Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoyadi Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. (Arsip Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pilot pesawat Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens masih hilang kontak usai disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) setelah pesawatnya dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua, Selasa (7/2).

Sejak insiden pembakaran tersebut hingga hari ini, Selasa (7/3), tercatat tepat sudah satu bulan Philip dibawa oleh KKB Pimpinan Egianus Kogoya.

Ketua Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz 2023 Kombes Faizal Ramadani mengatakan pihaknya masih terus melakukan pendekatan lunak melalui negosiasi kepada tokoh masyarakat dan adat setempat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faizal memastikan meski penyanderaan sudah berlangsung lama, pihaknya belum akan mengambil langkah penyerbuan kepada kelompok Egianus Kogoya yang membawa Philip.

"Kita masih berusaha maksimal. Kami terus bertekad untuk berusaha mendapatkan, menemukan dan menyelamatkan pilot Philip Mark," jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (6/3).

Ia menjelaskan saat ini tim gabungan TNI-Polri juga telah memperluas lokasi pencarian Philip dari titik awal penyanderaan. Faizal berharap dengan memperluas pencarian pada dua lokasi tersebut dapat membuat terang permasalahan ini.

Lebih lanjut, ia menegaskan tidak ada batas waktu untuk melakukan pencarian dan penyelamatan warga negara Selandia Baru itu.

"Memang saat ini usaha kita sudah perluas pencarian di dua kabupaten yakni Kabupaten Nduga dan Lanny Jaya," tuturnya.

Sementara itu, beberapa waktu lalu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyebut KKB sempat meminta agar Philip ditukar dengan senjata api dan amunisi.

Hal itu, kata dia, sebagai syarat pembebasan pilot asal Selandia Baru kepada pemerintah Indonesia. Kendati demikian, ia mengatakan permintaan itu tidak mungkin dapat dituruti.

"Tidak mungkin, masak kita berikan senjata kepada pemberontak. Ada taktik dan strategi yang dilakukan aparat kita," ujarnya di Surabaya, Selasa (28/2).

Mahfud juga mengklaim tim gabungan terus memantau pergerakan kelompok pimpinan Egianus tersebut. Hanya saja, kata dia, pemerintah tidak bisa mengambil opsi penyerbuan karena dirasa dapat membahayakan Philip.

"Kami harus terus hati-hati karena para penyandera itu menyandera nyawa. Menyandera nyawa orang New Zealand," ujarnya.

"Kalau mau disergap bahaya itu. Kami sudah bicara untuk mengutamakan keselamatan Pilot," sambungnya.

Di sisi lain, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Operasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom mengaku kondisi Philip baik-baik saja selama di sandera.

Ia menyebut Philip juga sudah beradaptasi dengan kelompoknya selama penyanderaan tersebut. Akan tetapi ia tidak menjawab lebih lanjut ketika ditanya maksud dari beradaptasi itu.

"Dia baik-baik dan sudah beradaptasi," kata Sebby saat dihubungi, Kamis (2/3).

Philip menjadi sorotan usai disandera oleh OPM sejak 7 Februari lalu. Ia dilaporkan menghilang tak lama setelah kelompok tersebut membakar pesawat Susi Air di Nduga.

Beberapa hari kemudian pemerintah Indonesia mengonfirmasi bahwa Philip disandera OPM. Belakangan, Indonesia sudah mengetahui titik koordinat pilot Susi Air itu

Laksamana Yudo Margono telah menyatakan operasi penyelamatan Philip tidak bisa langsung dilakukan dengan cara operasi militer, namun mesti dengan cara persuasif.

"Kita masih terus laksanakan bersama TNI dan Polri, bahwasanya ini adalah proses penegakan hukum tidak bisa kita langsung laksanakan operasi militer dan tentunya kita tetap mengedepankan penegakan hukum," kata Yudo.

(tfq/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER