Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mewanti-wanti potensi hujan yang bisa memicu lahar panas usai Gunung Merapi erupsi, Sabtu (11/3). Ia mengatakan pihaknya perlu mencermati terkait potensi hujan hari ini.
"Kita sedang cari data, curah hujan seperti apa. Kalau ada kemungkinan terjadi hujan, mohon antisipasi juga karena bisa jadi lahar," kata Hendro dalam konferensi pers virtual.
"Karena hujan bisa membawa material yang terbawa air yang menjadi lumpur yang memang panas dan menyapu apapun," imbuhnhya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendro lalu mengimbau masyarakat untuk siap siaga dengan kondisi semacam itu.
Sebelumnya, Gunung Merapi kembali muntahkan awan panas guguran (APG) ke arah Kali Bebeng/Krasak hari ini, pukul 12.12 wib. Dalam rekaman visual Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) gunung teramati dengan jelas hingga kabut 0-II.
BPPTKG menyebut bahwa potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Dalam kesempatan ini, Hendro juga mengimbau masyarakat untuk tak melakukan aktivitas di radius 7 km dari area bencana. "Tolong 7 km dari situ tidak berkegiatan, intinya seperti itu. Nanti kita pantau parameter yang ada," ungkap dia lagi.
Imbas erupsi itu, hujan abu juga mengguyur sejumlah wilayah di Magelang. Petugas Pos Babadan di Magelang, Yulianto, mengatakan area itu mulai terdampak abu vulkanik cukup tebal.
"Kalau Pos Babadan saat ini sudah pasti terdampak APG. Ini cukup tebal," kata dia dalam pernyataan resmi.
Yulianto juga telah menerima laporan beberapa lokasi yang terdampak abu vulkanik.
Beberapa di antaranya Desa Mangunsuko, Desa Dukun, Desa Paten dan Desa Sengi di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
Selain itu, Desa Wonolelo dan Desa Krogowanan di Kabupaten Magelang. Kemudian, Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
(isa/dzu)