Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menginisiasi Program Praktisi Mengajar untuk memberikan kesempatan kepada dosen perguruan tinggi seluruh Indonesia dengan melibatkan praktisi dan ahli dari berbagai bidang dalam proses perkuliahan.
Program Praktisi Mengajar merupakan salah satu program dalam kerangka kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang diinisiasi Kemendikbudristek. Program ini untuk mengakselerasi penguasaan pengetahuan para mahasiswa terkait berbagai bidang ilmu dan keterampilan dunia kerja.
Kepala Program Praktisi Mengajar dan Wirausaha Merdeka, Gamaliel Waney menjelaskan, keberadaan para praktisi yang telah berpengalaman di bidangnya dapat memperkaya pembelajaran yang disampaikan para dosen. Dengan begitu selama proses perkuliahan, dosen dapat menghadirkan contoh kasus atau perkembangan terkini dari dunia usaha dan dunia industri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan kolaborasi yang baik antara dosen dan praktisi dari perusahaan, kurikulum yang diberikan akan lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja," ujar Gamaliel dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/3).
Untuk diketahui, pelaksanaan Program Praktisi Mengajar Angkatan Pertama pada 2022 lalu menghasilkan lebih dari 4.500 mata kuliah kolaborasi di lebih dari 250 perguruan tinggi. Kehadiran praktisi di kelas-kelas perkuliahan dirasakan oleh para dosen serta mahasiswa sebagai peserta didik.
Dosen mata kuliah Sistem dan Jaringan Telekomunikasi di Universitas Musamus Merauke, Roberto Corputty menilai kehadiran Program Praktisi Mengajar memiliki manfaat luar biasa, khususnya untuk mahasiswa-mahasiswi di Indonesia Timur.
"Dengan program ini mahasiswa kami berkesempatan memperoleh perkuliahan dari pakar jaringan telekomunikasi, mengajak mahasiswa untuk melihat dunia industri telekomunikasi di luar negeri langsung dari pakar dari perusahaan ternama di Jerman," ucapnya.
Hal senada disampaikan dosen pengampu mata kuliah Energi Terbarukan di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Abdul Ghofur. Mata kuliah tersebut melibatkan dosen praktisi dari PLN yang membimbing mahasiswa dalam kegiatan kuliah lapangan, sehingga mahasiswa dapat melihat langsung kondisi lapangan atau industri yang sesungguhnya.
Menurutnya, dengan program ini perkuliahan menjadi tidak menjenuhkan dan mahasiswa dapat lebih mudah untuk menyerap ilmunya secara langsung.
"Saya sebagai dosen pengampu sangat senang melihat mahasiswa antusias dalam mengikuti kegiatan ini, dengan Praktisi Mengajar kita bisa berkolaborasi untuk masa depan Indonesia yang lebih baik," tutur Ghofur.
Adapun dalam program ini mata kuliah dirancang dan dikelola secara bersama oleh dosen dengan praktisi. Dengan begitu mahasiswa dapat memperoleh pembelajaran yang holistik dan lebih siap untuk masuk ke dunia kerja selepas lulus dari perguruan tinggi.
Selain menghadirkan pengalaman belajar serta kompetensi bagi mahasiswa, para dosen juga mendapat manfaat langsung dari keberadaan para praktisi di dalam kelas.
"Berbagi ilmu dan pengalaman dengan praktisi dalam Program Praktisi Mengajar sangat menyenangkan, mendapat informasi baru, dapat sharing hasil penelitian baru yang terkait dengan materi kuliah yang sedang dibahas," ucap dosen pengampu mata kuliah Eksplorasi Budidaya Anggrek di Universitas PGRI Semarang, Maria Ulfah.
Manfaat dari pertukaran ilmu juga diperoleh para praktisi. Salah satunya dirasakan oleh Mohamad Yohan yang terlibat dalam mata kuliah Tata Kelola Perkotaan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Dia menilai, program ini telah membuat berbagi ilmu di dalam kelas menjadi lebih hidup. Pun begitu, masukan dan pertanyaan dari mahasiswa memberikan cara pandang baru terhadap ilmu yang selama ini dikuasai para praktisi.
"Seru, ketika mendapatkan pertanyaan yang kritis dari mahasiswa tentang bagaimana seharusnya dilakukan sesuai kaidah keilmuan terkait dengan praktik dari teori yang ada. Sharing dengan mahasiswa di kelas memantik kembali pengetahuan yang dimiliki," tutur Yohan.
Pengakuan akan manfaat dari Program Praktisi Mengajar juga datang dari para mahasiswa peserta mata kuliah kolaborasi. Praktisi yang terlibat dalam perkuliahan melengkapi pengetahuan yang disampaikan para dosen, sehingga memperkaya pembelajaran yang mereka terima.
"Program Praktisi Mengajar memberikan pengalaman baru dan menarik. Kita bisa berbagi pengalaman dengan orang-orang yang pintar pada bidangnya serta memberikan saya sebagai mahasiswa materi-materi yang sebelumnya yang belum saya ketahui," ucap Eka Fitri, mahasiswa peserta mata kuliah Hubungan Antarsuku Bangsa di Universitas Negeri Padang.
Komentar serupa datang dari mahasiswa di perguruan tinggi yang sama, Jumela Putri, yang mengikuti mata kuliah kolaborasi Geoteknik.
"Banyak ilmu yang kami dapatkan seperti beberapa istilah-istilah di lapangan yang belum kami dapatkan di perkuliahan," ucapnya.
(osc)