Ormas Gus Wal Tolak Safari Anies di Jatim, NasDem Buka Suara

CNN Indonesia
Kamis, 16 Mar 2023 08:50 WIB
Sejumlah spanduk dipasang ormas PNIB yang dipimpin Ketum Gus Wal menolak kedatangan Anies Baswedan di Jawa Timur. (CNN Indonesia/ Farid)
Surabaya, CNN Indonesia --

DPW NasDem Jawa Timur (Jatim) menyayangkan munculnya spanduk penolakan jelang kunjungan Anies Baswedan, ke beberapa daerah di Jawa Timur akhir pekan ini.

Spanduk tersebut, dilaporkan terpasang di sejumlah titik di Kota Surabaya. Seperti di sekitar Masjid Al Akbar Surabaya, Kebun Binatang Surabaya, lalu dekat Masjid Rahmat, sekitar Tunjungan Plaza dan Taman Bungkul.

Spanduk itu bertulis 'PNIB Surabaya, Jawa Timur dan Indonesia tolak khilafah, radikalisme, terorisme politik identitas ayat & mayat seperti Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta'. Terpampang juga gambar wajah Anies yang dicoret.

Ketua DPW Partai NasDem Jatim Sri Sajekti Sunjunadi pun mengaku menyayangkannya. Ia heran kenapa kelompok itu melakukan penolakan, padahal Anies hanya berkunjung untuk menemui relawan pendukungnya di Jawa Timur.

"Kami menyikapi secara apa adanya aja. Cuma yang kami herankan kenapa Pak Anies datang kok enggak boleh? Orang yang ingin menemui beliau banyak, memang demikian adanya kan," kata Janet, sapaan akrabnya, saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Rabu (15/3).

Politik identitas

Janet juga heran mengapa kelompok itu selalu membawa narasi bahwa Anies adalah pelaku politik identitas, tanpa ada bukti yang jelas.

"Marilah kita menyimak rekam jejak. Kan Pak Anies ini sudah ke beberapa tempat juga, menemui warga yang ingin bertemu, itu kan semua ada jejak digitalnya," ujarnya.

Jika ada pertemuan Anies dengan masyarakat di masjid sekalipun, Janet mengatakan itu bukan hal yang disengaja karena terjadi di sela menunaikan ibadah. Maka, menurutnya hal itu tak perlu dinilai sebagai praktik politik identitas.

"Kalau misalnya beliau salat, ya memang waktunya salat, karena beliau muslim yang baik," klaim Janet.

Janet pun mengajak kelompok tersebut untuk menelusuri jejak digital Anies. Ia berani menyebut, tak ada kata-kata Anies yang bermuatan atau mempraktikkan politik identitas.

"Apakah ada dalam jejak digital beliau ketika bertemu dengan warga itu, kata-kata beliau atau bahkan ajakan [politik identitas], kan gak ada," katanya

Justru sebaliknya, kata Janet, Anies selalu menyerukan nilai-nilai persatuan, kedamaian, serta harmoni di tengah masyarakat.

Jika pihak yang menolak Anies selalu mengungkit dugaan politik identitas saat Pilkada DKI 2017 silam, maka Janet juga meminta kelompok itu untuk membuktikan apakah ada kebijakan Anies semasa jadi gubernur, yang diskriminatif.

"Kita mundur lagi ke belakang, kalau terus-terusan urusan pilkada yang disampaikan, lho beliau itu jadi Gubernur DKI selama lima tahun, nah apakah ada kebijakan beliau selama memimpin di DKI yang diskriminatif. Kan semua etnis, golongan, agama, itu dirangkul," tutur Janet.

"Jadi apa sebetulnya? Kenapa ngotot terus mengatakan bahwa beliau membawa politik identitas, coba mari selidiki dari rekam jejak," tambahnya.

Ketua DPW NasDem Jatim Sri Sajekti Sunjunadi. (CNN Indonesia/ Farid)

Tampik curi start kampanye

Janet juga menamapik bila kunjungan Anies akhir pekan ini ke Jatim, dinilai sebagai mencuri start kampanye. Menurutnya Mantan Gubernur DKI Jakarta itu hanya bersilaturahmi dengan relawannya.

"Pak Anies itu kan tidak sedang melakukan kampanye, Pak Anies itu menyapa warga yang sangat ingin bertemu dengan beliau. Yang sudah mendeklarasikan sebagai komunitas yang ingin bertemu dengan beliau," sebut Janet.

Kedatangan Anies, kata Janet, telah dinantikan sejak lama oleh simpul-simpul masyarakat di Jatim. Namun hal itu terbentur dengan aturan dan tugas Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta kala itu.

"Kedatangan beliau sudah dinanti-nanti, cuma kedatangan ini menunggu tuntas tugas beliau sebagai Gubernur DKI, jadi bukan sedang mau kampanye, beliau ingin menyapa warga yang memang sudah nantikan kedatangan beliau," kata dia.

Sebelumnya, rencana kunjungan Anies Baswedan ke sejumlah daerah di Jawa Timur, ternyata mendapat penolakan dari kelompok masyarakat yang mengatasnamakan dirinya Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB).

Bentuk penolakan itu dilakukan dengan memasang spanduk di sejumlah titik Kota Surabaya. Spanduk itu bertulis 'PNIB Surabaya, Jawa Timur dan Indonesia tolak kholafah, radikalisme, terorisme politik identitas ayat & mayat seperti Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta'. Terpampang juga gambar wajah Anoes yang dicoret.

"Kami, PNIB secara tegas menolak Anies, karena kami konsisten melawan politik identitas, radikalisme dan terorisme," kata Ketua Umum PNIB Waluyo Wasis Nugroho, atau Gus Wal dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Rabu (15/3).

Gus Wal menyebut, PNIB tak ingin Anies mengulang praktik politik identitas yang disebutnya terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 silam.

"Karena kami tidak ingin apa yang dilakukan Anies dulu di Pilkada DKI 2017 lalu, diduplikasi ke seluruh negeri Kami nggak mau politik identitas menyebar luas ke seluruh antero negeri," ucapnya.

(frd/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK