Perti: Ormas Islam Penyatu Kaum Tuo dan Mudo di Sumbar

CNN Indonesia
Jumat, 07 Apr 2023 16:32 WIB
Cikal bakal Perti berawal dari Persatuan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (PMTI) yang didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar-Rasuli pada 5 Mei 1928 M.
Cikal bakal organisasi ini berawal dari Persatuan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (PMTI) yang didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar-Rasuli. (Tangkapan layar web perti.or.id)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejak Islam masuk ke daerah Minangkabau telah terjadi beberapa kali pembaharuan. Semisal pada awal abad ke-20, muncul gerakan pembaharuan Islam di Minangkabau yang dipelopori oleh kaum muda atau Kaum Mudo.

Gerakan kaum muda ini bertujuan untuk mengubah tradisi, terutama gerakan tarekat. Kaum muda yang dipandang sebagai kelompok modernis Islam melakukan perubahan melalui pendidikan, dakwah, media cetak, dan perdebatan. Kaum muda ini gencar mendirikan lembaga-lembaga pendidikan.

Di sisi lain, Kaum Tuo atau kaum tua yang identik dengan Islam tradisionalis juga tak mau kalah dan terus mempertahankan eksistensinya di kawasan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menyadari gencarnya pelbagai kegiatan kaum muda di Minangkabau, ulama dari kalangan kaum tua juga mulai bergerak. Melihat kondisi demikian, muncul niat Syekh Sulaiman Ar-Rasuly (1871-1970), seorang ulama Minangkabau menyatukan ulama-ulama kaum tua dalam sebuah wadah.

Tokoh yang menggagas keterpaduan adat Minangkabau dan syariat lewat ungkapan 'Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah' ini berada di pihak kaum tua selama perdebatan Kaum Tuo-Kaum Mudo di Minangkabau.

Dalam laman resmi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), Sulaiman Ar-Rasuly lantas memprakarsai suatu pertemuan besar di Candung Bukittinggi pada tanggal 5 Mei 1928. Pertemuan itu dihadiri oleh sejumlah ulama kaum tua, di antaranya: Syekh Abbas al-Qadhi, Syekh Muhammad Jamil Jaho, Syekh Abdul Wahid ash-Shalihy, dan kaum tua lainnya.

Dalam pertemuan itu, disepakati untuk mendirikan organisasi Madrasah Tarbiyah Islamiyah atau MTI, yang menjadi cikal bakal Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti).

Sejak didirikan, madrasah di bawah naungan MTI lainnya makin menyebar di banyak tempat. Di sisi lain, semakin mekarnya gerakan Kaum Tua di Minangkabau. Murid madrasah bertambah ramai dan jamaah pengajian semakin semarak.

Nelmawarni dkk dalam "Persatuan Tarbiyah Islamiyah 1928-1971" (2003) menjelaskan gerak Perti lebih ditingkatkan lagi dari awalnya sekadar mengurus madrasah menjadi mengurus soal kemasyarakatan. Dengan kata lain, Perti meningkat menjadi organisasi sosial, sekaligus dalam masyarakat menjadi organisasi dakwah Islam.

Hal ini sejalan dengan aktivitas mereka untuk berdakwah hingga ke kampung kampung. Sejalan dengan berdirinya Madrasah Tarbiyah Islamiyah, di beberapa tempat di daerah Sumatera Barat dan sekitarnya juga berkembang pengurus Perti di pelbagai penjuru daerah.

Guna mengembangkan organisasi, konferensi Perti pada tanggal 11-16 Februari 1938 di Bukittinggi disepakati tujuan organisasi ini. Di antaranya: memajukan pendidikan agama Islam; menyiarkan dan mempertahankan agama Islam dari segala serangan; memperhatikan kepentingan ulama-ulama guru-guru sekolah agama seluruhnya, terutama sekolah-sekolah Tarbiyah Islamiyah; memperkukuh silaturrahmi sesama anggota; memperkukuh dan memperkuat "adat nan kawi, syarak nan lazim" dalam setiap negeri.

Dalam Anggaran Dasar Dasarnya, Perti merupakan organisasi berdasarkan Pancasila dan Islam. Perti menjunjung akidah Ahlussunnah Wal Jama'ah dengan syariat serta ibadat mengikuti mahzab Imam Syafi'i.

Tak cuma di bidang pendidikan dan dakwah, Perti juga turut serta dalam fase revolusi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sulaiman Ar-Rasuli mendirikan Lasykar Muslimin Indonesia (Lasymi), sebuah sayap militer Perti untuk menghadapi agresi militer Belanda.

Alaidin Koto dalam bukunya "Buya KH Sirajuddin Abbas'' (2021) merinci Lasymi beranggotakan lebih kurang 50.000 orang. Mereka bermarkas di Bukittinggi dan anggotanya bertebar di daerah Sumatera Barat, Riau, Jambi, dan Bengkulu.

Transformasi menjadi partai politik

Setelah Indonesia merdeka, Wakil Presiden Bunga Hatta kala itu mengeluarkan Maklumat tanggal 3 November 1945, yang menyetujui dibentuknya partai-partai politik.

Kondisi ini membuat bermunculan banyak partai politik di Indonesia. Tak terkecuali bagi Perti yang awalnya sebagai organisasi sosial keagamaan berubah menjadi Partai Islam Perti (PI Perti) pada 26 Desember 1945. 'Persatuan' dalam akronim Perti juga berubah menjadi 'Pergerakan' dalam PI Perti.

PI Perti kemudian menjadi salah satu partai peserta pemilu 1955. Pada Pemilu Anggota DPR tahun 1955, PI Perti berada di posisi 10 dengan raihan suara 483.014 dengan menempatkan empat perwakilan di DPR.

Sementara dalam Pemilu untuk anggota Dewan Konstituante, PI Perti mendapatkan 465.359 suara dan menempatkan tujuh wakilnya di Dewan Konstituante. Sulaiman Ar-Rasuly, Umar Bakri, Asjmawi hingga Hasan Krueng Kale merupakan beberapa anggota Dewan Konstituante dari Perti kala itu.

Dua tokoh kunci Perti dipercaya menjabat menteri negara pada masa pemerintahan Sukarno. Kedua ulama tersebut adalah Sirajuddin Abbas sebagai Menteri Keselamatan Negara RI dan Rusli Abdul Wahid sebagai Menteri Negara Urusan Umum.

Nelmawarni dalam "Persatuan Tarbiyah Islamiyah 1928-1971" (2003) menjelaskan pada periode-periode berikutnya, gagasan Nasakom yang diinisiasi Sukarno menimbulkan pro dan kontra dalam tubuh Perti. Kemudian muncul kemelut yang dianggap merugikan dari tujuan awalnya organisasi berdiri. Perti yang semula dibentuk untuk mengelola bidang pendidikan, dakwah, dan sosial seolah-olah terabaikan kala itu.

Pada tahun 1969 Sulaiman Ar-Rasuly mendekritkan agar Perti kembali kepada khittah semula, yaitu kembali sebagai organisasi dengan status nonpolitik.

Perti sampai saat ini tetap berfokus melakukan berbagai kegiatan pokok dalam bidang pendidikan dan dakwah. Sekolah maupun madrasah dalam naungan Perti dari tingkat kanak-kanak hingga perguruan tinggi diperkirakan kini sudah mencapai angka belasan ribu yang tersebar di seluruh Indonesia. M Syarfi Hutauruk kini menjabat sebagai Ketua Umum Perti periode 2022-2025.

(rzr/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER