Fakta Sidang Teddy Minahasa: Sabu Ditukar Tawas, Tidur Bareng Linda
Terdakwa sekaligus mantan Kapolda Sumatera Barat Irjen Teddy Minahasa akan menghadapi sidang tuntutan kasus narkoba di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat pada Kamis (30/3) mendatang.
Jaksa penuntut umum (JPU) sebelumnya mendakwa Teddy memperjualbelikan barang bukti sabu hasil sitaan Polres Bukittinggi sebanyak 5 kilogram (kg).
Tindak pidana itu turut melibatkan AKBP Dody Prawiranegara, Kompol Kasranto, Aiptu Janto P. Situmorang, Linda Pujiastuti, Muhammad Nasir, dan Syamsul Maarif.
Sementara itu, Teddy mengaku sama sekali tak bersalah atas kasus yang kini tengah menjeratnya. Kendati demikian, Teddy mengaku menyesal lantaran telah memperkenalkan Linda kepada Doddy, sehingga berdampak besar terhadap kasus tersebut.
Berikut fakta-fakta persidangan kasus Teddy Minahasa:
Teddy minta fee Rp100 miliar untuk loloskan 1 ton sabu
Linda Pujiastuti alias Anita menyebut Teddy meminta fee atau bayaran Rp100 miliar untuk meloloskan satu ton sabu ke Indonesia.
Ia bersama Teddy mendatangi pabrik sabu yang berada di Taiwan. Adapun kunjungan keduanya itu guna menyepakati harga untuk meloloskan sabu ke Indonesia. Linda mengatakan Teddy meminta bayaran Rp100 miliar untuk meloloskan satu ton sabu. Namun, kesepakatan itu batal.
"Kalau satu ton Pak Teddy mintanya Rp100 miliar, tapi karena waktu itu terlalu mahal, akhirnya enggak jadi," kata Linda di (PN) Jakarta Barat, Rabu (15/3).
Kesaksian Linda kemudian dibantah oleh penasihat hukum Teddy, Hotman Paris Hutapea. Ia menyebut Linda bukan informan polisi atau 'cepu' melainkan termasuk pelaku jual beli narkoba.
"Kan kasus ini tidak ada kaitan dengan sabu dari Taiwan, mereka hanya mencoba menghancurkan nama Teddy. Semua dikarang," kata Hotman.
Ia menilai selama ini Linda berupaya mengamankan dirinya sendiri dan berupaya menjebak Teddy agar kliennya itu dijerat hukum paling berat dalam kasus dugaan peredaran narkoba ini.
Teddy klaim tak tahu nama Linda
Teddy mengklaim tak tahu menahu soal nama asli Linda. Ia juga mengaku selama ini menamai Linda di kontak HP-nya sebagai 'Anita Cepu'.
"Saya beri nama Anita Cepu. Cepu dalam kebiasaan Polri adalah informan. Saya tidak tahu nama aslinya, setahu saya Anita dari dulu," kata Teddy.
Teddy juga menampik bahwa dirinya yang memberikan nama Anita pada Linda. Ia menyebut mengenal sosok Linda sebagai wanita bernama Anita sejak pertama kali bertemu.
Menurutnya, saat pertama kali bertemu pada 2005 di spa Hotel Classic Jakarta, Linda Pujiastuti memperkenalkan diri sebagai Anita.
Sementara itu, Linda mengaku mendapat nama panggilan Anita dari Teddy. Linda menyebut dirinya dipanggil Anita sejak pertama kali bertemu Teddy pada 2005 silam. Ia tidak mengetahui alasan Teddy memanggilnya dengan nama itu.
Setelah itu, Linda tak lagi berjumpa karena Teddy kerap berpindah daerah tugas. Ia baru bertemu lagi dengan Teddy pada 2007. Kemudian pada 2018, 2019, hingga awal 2022 lalu.
"Pak Teddy itu yang ngasih nama itu, Anita. Jadi nama saya Linda Pujiastuti. Saya kenal dia, Pak Teddy panggil saya Anita," ungkap Linda.
Teddy kenal Linda di hotel, sering ke spa saat kuliah
Teddy mengakui mengenal Linda di Hotel Classic Pacenongan, Jakarta Pusat tahun 2005 silam. Saat itu, dirinya sedang menempuh pendidikan di Universitas Indonesia (UI).
Teddy mengatakan sepulang kuliah dirinya kerap berkunjung ke tempat spa yang berada di Hotel Classic Pacenongan. Di tempat itulah Teddy bertemu Linda.
"Sekitar tahun 2005 atau 2006 [kenal Linda]. Saat saya kuliah di UI saya dan teman-teman saya sering kalau selesai kuliah itu sauna atau spa di Hotel Classic Pecenongan," kata Teddy.
"Bertemu sama Linda sebagai resepsionis di tempat spa itu," imbuhnya.
Linda klaim istri siri Teddy, tiap di kapal tidur bersama
Linda mengaku sebagai istri siri dari Teddy. Bahkan, Linda mengklaim kerap tidur bersama Teddy di kapal saat misi penangkapan peredaran narkoba di Laut Cina Selatan.
"Saya memang ada hubungan dengan Pak Teddy. Saya itu istri sirinya Pak Teddy Minahasa biar pun beliau tidak mengakuinya," kata Linda dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu (1/3).
Linda menyatakan bahwa dirinya kerap tidur bersama dengan Teddy di sebuah kapal saat keduanya terlibat dalam misi penangkapan peredaran narkoba di Laut Cina Selatan.
Dia mengatakan misi yang dipimpin langsung oleh Teddy itu gagal. Atas hal tersebut, Linda kemudian menyampaikan permohonan maaf kepada jenderal bintang dua itu.
"Kami tiap hari di kapal tidur bersama dan saya sempat meminta maaf. Beliau jawabnya 'tidak apa-apa, lain kali kalau ada proyek lagi kita kerjakan, cari yang gampang saja'," ujar Linda.
Mendengar pernyataan itu, Teddy pun membantah dan menyebut bahwa pengakuan Linda adalah bohong.
"Saya bantah semua itu bohong yang mulia," kata Teddy.
Teddy mengaku heran dengan perbuatan Linda yang menyeret dirinya ke dalam kasus tersebut jika memang benar mereka terikat dalam pernikahan siri.
"Kalau saudari Linda mengaku istri saya, ini pertanyaannya bisa panjang, simpelnya adalah 'Kok suaminya diseret dalam kasus ini?'... ," ujarnya.