Dilema Adab Tuan Rumah dan Pesan Penting Bung Karno soal Israel

CNN Indonesia
Selasa, 28 Mar 2023 10:49 WIB
Sukarno menjadikan olahraga sebagai alat perjuangan melawan penjajahan, termasuk menyangkut penjajahan Israel terhadap Palestina.
Presiden RI pertama Sukarno gigih menyuarakan kemerdekaan Palestina itu merupakan hak setiap bangsa. Arsip Istimewa via Wikimedia Commons (CC0 1.0)

Sukarno dikenal mempunyai sikap tegas untuk mendukung kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel. Menurut dia, setiap bangsa mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri tanpa campur tangan pihak lain.

Atas perkara penjajahan, Indonesia tidak mau mengakui Israel yang diproklamasikan David Ben-Gurion pada 14 Mei 1948. Bahkan, Sukarno dan Hatta yang saat itu menjabat sebagai Presiden-Wakil Presiden RI merespons dengan dingin ucapan selamat dan pengakuan kemerdekaan dari pihak Israel.

Sukarno menyuarakan dengan keras dan tegas penolakannya terhadap imperialisme Israel termasuk di forum-forum internasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari Historia, sewaktu Sukarno mulai menggagas Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1953, Indonesia dan Pakistan menolak keras diikutsertakannya Israel dalam konferensi tersebut. Sebab, hal itu dapat menyinggung perasaan bangsa Arab yang kala itu masih berjuang memerdekakan diri.

Pada saat penyelenggaraan KAA tahun 1955, dalam pidatonya, Sukarno menyatakan kolonialisme belum mati melainkan hanya berubah bentuk. Neokolonialisme ada di berbagai penjuru bumi seperti Vietnam, Palestina, Aljazair dan seterusnya.

Pejuang Palestina Yasser Arafat hadir dalam agenda tersebut.

Sepak bola jadi alat perjuangan

Hubungan Asia-Afrika semakin solid setelah KAA terbentuk. Dukungan terhadap kemerdekaan Palestina terus digelorakan Sukarno, satu di antaranya melalui sepak bola.

Maulwi Saelan, pengawal Sukarno yang juga merupakan mantan penjaga gawang timnas, masih ingat betul bagaimana sepak bola menjadi sarana perjuangan Sukarno terhadap kemerdekaan Palestina.

Menurutnya, pada 1958 Indonesia tinggal selangkah lagi masuk ke ajang Piala Dunia. Di penyisihan wilayah Asia Timur, Indonesia berhasil menundukkan Tiongkok dan tinggal memainkan pertandingan penentuan melawan Israel sebagai juara di wilayah Asia Barat. Namun, Sukarno melarangnya.

"Itu sama saja mengakui Israel," ujar Maulwi menirukan omongan Sukarno dikutip dari Historia. "Ya, kita nurut. Nggak jadi berangkat," sambungnya.

Penolakan terhadap Israel berlanjut pada saat Asian Games IV pada 1962. Pemerintah Indonesia tidak memberikan visa kepada kontingen Israel, termasuk juga Taiwan.

Atas kebijakan itu, International Olympic Committee (IOC) atau Komite Olimpiade Internasional menskors keanggotaan Indonesia dengan batas waktu yang tak ditentukan.

Akan tetapi, Sukarno justru melawan dengan membentuk The Games of the New Emerging Forces (GANEFO) atau pesta olahraga negara-negara berkembang.

Indonesia di masa pemerintahan Sukarno terus aktif mendukung kemerdekaan di berbagai penjuru dunia. Indonesia terlibat dalam Organisasi Indonesia untuk Setiakawanan Rakyat Asia-Afrika (OISRAA) yang berdiri pada 1960 dan Organisasi Solidaritas Rakyat Asia-Afrika (AAPSO).

(ryn/gil)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER