Ketua DPD Golkar Jawa Barat Ace Hasan menjelaskan soal isu koalisi besar yang sempat disinggung Ketum Golkar Airlangga Hartarto saat menghadiri buka puasa bersama di kantor DPP NasDem, Sabtu (25/3).
Ace mengatakan koalisi besar yang disebut-sebut Airlangga dalam rangka menghimpun kekuatan politik untuk menghadapi Pilpres 2024.
"Ini bisa mengonsolidasikan dengan terhadap bagaimana pemerintahan 2024-2029 ya bisa stabil. Maka koalisi besar itu masih mungkin bisa dilakukan jika dinamika politik nya masih sangat terbuka gitu," ujar Ace di markas DPP Golkar, Jakarta Barat, Selasa (28/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ace mengatakan koalisi besar yang disebut Airlangga berpotensi menggabungkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan koalisi-koalisi lain.
Saat ditanya apakah KIB akan merapat ke Koalisi Perubahan yang digawangi NasDem bersama PKS dan Demokrat, dia menjawab proses tersebut masih dalam proses penjajakan.
"Masih dalam proses penjajakan," kata Ace.
"Koalisi besar kan sebetulnya sudah pernah terlaksana dan saat ini kan sudah koalisi besar. Tapi untuk 2024 tentu dorongan untuk koalisi besar itu masih mungkin bisa dilakukan," tambahnya.
Ace juga menyoroti soal soal pertemuan Airlangga, Ketum NasDem Surya Paloh, dan mantan presiden Jusuf Kalla saat buka puasa bersama.
Saat ditanya apakah ada arahan dari JK agar partai golkar merapat ke Koalisi Perubahan dalam pertemuan itu, ia menjawab momen tersebut hanya sekadar silaturahmi.
"Kalau Pak Airlangga di acara NasDem tentu itu kan bagian dari silaturahmi politik yang biasa. Kalau diundang ya beliau pasti datang," kata Ace.
"Tentu sebagai Ketum Golkar Pak Airlangga juga memiliki pandangan tersendiri dalam menentukan koalisi atau pilihanke depan yang akan beliau ambil," imbuhnya.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa arahan dari Airlangga adalah hasil musyawarah nasional (Musra) 2019.
"Kalau ngobrol kan biasa Pak Airlangga dengan Pak Surya Paloh, Pak Surya kan senior Partai Golkar. Saya kira proses pembelajaran biasa tukar pikiran dan biasa," ujar Ace.
Sebelumnya Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto sempat ditanya terkait apakah dirinya diberi penawaran untuk menjadi cawapres dari Eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Namun, ia tidak menjawab pertanyaan tersebut dan langsung memasuki mobilnya.