Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional Yandri Susanto menyatakan partainya menolak kehadiran Timnas Israel.
Yandri pun mendukung sikap Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan yang juga menolak timnas Israel bertanding di Indonesia.
"Kita setuju tolak timnas Israel karena amanat dari UUD 1945, terutama di pembukaan," ujar Yandri kepada CNNIndonesia.com, Selasa (28/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ia juga mengatakan Indonesia bisa menolak kedatangan Israel karena tak memiliki hubungan diplomatik dengan negara tersebut.
"Setuju karena enggak ada hubungan diplomatik," tuturnya.
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menolak dengan tegas kehadiran timnas Israel di Indonesia.
Menurutnya, penolakan itu tak bisa ditawar lagi dan tercantum dalam Al-Qur'an. Said mengatakan penolakan kehadiran Israel juga ditegaskan oleh banyak kiai.
"Saya pribadi dan banyak sekali kiai seperti saya, menolak kedatangan Israel. Itu Al-Qur'an. Kita ini manusia, siapa sih kita bisa melawan Al-Qur'an. Itu ada ayatnya," kata Said di Jakarta, Sabtu (25/3).
Ia menambahkan penolakan ini menjadi bentuk konsistensi keberpihakan Indonesia terhadap Palestina, sebagai negara Islam yang berkonflik dengan Israel.
PA 212, FPI, dan sejumlah organisasi masyarakat keagamaan lainnya menggelar demonstrasi penolakan pada Senin (20/3) lalu.
Mereka mengancam akan melakukan demonstrasi terus-menerus sampai pemerintah menggagalkan kedatangan timnas Israel.
"Israel menjajah. Indonesia sepakat penjajahan di dunia harus dihapuskan!" teriak salah seorang orator.
Mereka bahkan, kala itu sempat mengeluarkan ancaman akan mencegat kedatangan Timnas Israel di Indonesia.
Penolakan juga datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyebut semua ormas Islam di Indonesia tegas menolak kehadiran timnas Israel ke Indonesia.
Ketua MUI Sudarnoto Abdul Hakim menyatakan, hal itu telah disepakati usai pertemuan antara MUI dengan ormas-ormas Islam di Indonesia beberapa waktu lalu.
"Semua ormas Islam yang hadir menyatakan sikap menolak kehadiran timnas Israel," kata Sudarnoto kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (18/3).
Sudarnoto menjelaskan terdapat empat alasan penolakan tersebut. Pertama, berkaitan dengan amanah konstitusi yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
Kedua, berkaitan dengan hubungan diplomatik. Dia berpendapat, jelas sekali Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel dan tidak akan pernah membuka hubungan diplomatik sepanjang Palestina belum merdeka.
Alasan ketiga berkaitan dengan solidaritas. Ormas Islam dan MUI tetap memperkuat solidaritas kepada rakyat dan bangsa Palestina.
Terakhir, persatuan dan kesatuan bangsa harus dirawat, diperkuat dan dilindungi dari ancaman disintegrasi yang diakibatkan oleh kontroversi dan pro-kontra yang dibiarkan seputar timnas Israel.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lewat Ketua Fraksi di DPR Jazuli Juwaini terang-terangan meminta Pemerintah dan PSSI menolak kedatangan timnas Israel U-20. Apalagi penolakan luas disuarakan oleh berbagai elemen bangsa mulai dari ormas seperti MUI, Muhammadiyah, DDII hingga kalangan DPR.
"Sudah seharusnya Pemerintah RI dan federasi sepak bola nasional PSSI menolak kontingen Israel dengan argumentasi yang rasional dan objektif. Kita dengan jelas dapat mengatakan bahwa Indonesia menolak kehadiran negara penjajah di wilayah kedaulatan Republik Indonesia sebagaimana amanat UUD 1945, amanat Konferensi Asia Afrika, dan legasi sikap RI sejak masa Bung Karno," tegas Jazuli.
Menurut Anggota Komisi I DPR ini sikap tegas menolak segala bentuk hubungan dan aktivitas kerjasama dengan Israel harus selalu digaungkan oleh Indonesia di forum apapun. Tidak ada tempat bagi negara penjajah yang membunuh rakyat Palestina dan merampas tanah mereka.
"Kebiadaban Israel harus mendapat respon setimpal dari dunia internasional apalagi Indonesia yang berdiri tegak bersama bangsa Palestina. Apa gunanya diplomasi kita membela kemanusiaan dan kemerdekaan bangsa Palestina jika kita bermanis-manis menerima kontingen olah raga mereka di negara kita?" tandas Jazuli.
(mnf/wis)