Menkes Respons Kasus Pembunuhan Dokter Mawar di Nabire
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi polisi yang akhirnya berhasil mengungkap kasus kematian dokter Mawartih Susanti.
Budi mengatakan mendiang dokter Mawartih merupakan sosok yang penuh dedikasi selama 6 tahun bertugas sebagai dokter spesialis paru satu-satunya di Kabupaten Nabire, Papua Tengah.
"Saya mengapresiasi, Polri khususnya Polda Papua, yang telah mengusut dan menangkap tersangka," kata Budi dalam keterangan tertulis, Kamis (30/3).
Bertalian dengan itu, Budi pun meminta agar pemerintah daerah serta aparat TNI-Polri bisa memastikan keamanan seluruh tenaga kesehatan yang sedang bertugas di wilayah masing-masing.
Ia mengingatkan bahwa jaminan keamanan, keselamatan, dan kesehatan merupakan hak dari setiap tenaga kesehatan. Khususnya bagi mereka yang mengemban misi kemanusiaan hingga ke pelosok nusantara.
"Saya secara khusus meminta TNI, Polri dan pemerintah daerah untuk memberikan jaminan keamanan yang baik bagi dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Sehingga nakes dimanapun ditempatkan, bisa menjalankan tugasnya dengan baik," ucapnya.
Polisi telah menangkap dan menahan seorang pria berinisial KW (22) sebagai tersangka pembunuhan dokter RSUD Nabire, Mawartih. KW merupakan cleaning service di RSUD Nabire.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua Kombes Faizal Ramadani menyebut motif pembunuhan KW karena sakit hati. Berdasarkan pemeriksaan, KW mengaku sakit hati lantaran insentif selama masa pandemi Covid-19 dipotong oleh Mawartih.
"Motif sementara menurut keterangan tersangka KW bahwa yang bersangkutan sakit hati dan kecewa atas perlakuan korban terhadap tersangka KW," kata Faizal dalam keterangan tertulis, Rabu (29/3).
Namun, polisi masih terus mendalami pengakuan pelaku. Termasuk soal ada tidaknya pelaku lain dalam pembunuhan ini.
Atas perbuatannya, KW kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan Pasal 338 Subsider 351 Ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
(tfq/tsa)