Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyoroti inkonsistensi pernyataan dan sikap yang disampaikan antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan juga PSSI soal keikutsertaan timnas Israel di kejuaraan Piala Dunia U-20.
Ia pun menyatakan penyesalan atas batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
"Akibat inkonsistensi sikap Pemda dan komunikasi publik dari PSSI maupun Pemerintah yang kurang optimal, sepak bola Indonesia kini merugi besar," kata Hetifah saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com, Kamis (30/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waketum DPP Partai Golkar itu mengerti bagaimana FIFA dapat menjatuhkan sanksi tegas terkait sikap indisipliner para anggotanya. Hetifah juga merujuk kepada sanksi FIFA yang pernah dijatuhkan kepada Indonesia pada 2015 lalu.
"Sepak bola Indonesia pernah menerima pil pahit sanksi FIFA di tahun 2015, yaitu dicabutnya keanggotaan PSSI dari FIFA," kata Hetifah.
"Sungguh merugi jika sepak bola Indonesia kembali menerima sanksi serupa," imbuh Hetifah.
Ia pun menyayangkan kegagalan tim nasional Indonesia usia muda yang gagal bertanding di kompetisi tingkat dunia.
Oleh karena itu, ia berharap agar ada lobi lanjutan dari Presiden PSSI Erick Thohir serta Pemerintah agar timnas Indonesia U-20 masih dapat bertanding di Piala Dunia U-20.
"Saya berharap, Timnas sepak bola U-20 Indonesia masih dapat bermain di Piala Dunia 2023, meskipun bukan di tanah air sendiri," kata Hetifah.
Hetifah akan mengajukan usulan untuk menggelar pertemuan dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta PSSI guna membahas langkah-langkah strategis atas dampak dibatalkannya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
"Saya akan usulkan ada pertemuan lagi (dengan Kemenpora dan PSSI) untuk menegaskan langkah-langkah yang dapat mengantisipasi dan meminimalisir dampak," kata Hetifah.
FIFA telah resmi mencabut status tuan rumah Indonesia untuk gelaran Piala Dunia U-20 pada Mei-Juni mendatang.
Momen krusial yang membuat status tuan rumah Piala Dunia U-20 milik Indonesia terancam adalah gelombang penolakan yang muncul terhadap kehadiran Timnas Israel. Israel adalah salah satu negara peserta yang berhasil lolos kualifikasi sebagai wakil Eropa.
Dua gubernur yang wilayahnya jadi tempat penyelenggaraan, I Wayan Koster dan Ganjar Pranowo juga menyuarakan penolakan. Hal itu yang kemudian diyakini membuat FIFA membatalkan acara drawing Piala Dunia U-20 2023 yang dijadwalkan berlangsung pada 31 Maret 2023 di Bali.
Selain kedua tokoh tersebut, terdapat sejumlah pihak yang menolak kedatangan Timnas Israel, di antaranya PDIP, PKS, Persaudaraan Alumni 212, hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sementara Presiden Jokowi dalam keterangan resminya menyatakan dengan tegas bahwa untuk urusan Piala Dunia U-20 ini dia sependapat dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia bahwa FIFA memiliki aturan yang harus dipenuhi anggotanya.
"Jadi, jangan mencampuradukkan urusan olahraga dengan urusan politik," ujar Jokowi, Selasa (28/3).
(far/gil)