ANALISIS

Tamparan Politik dan Kecewa Jokowi soal Piala Dunia U-20 Batal di RI

CNN Indonesia
Jumat, 31 Mar 2023 12:36 WIB
Pakar politik menilai kekesalan Jokowi tak bisa dianggap main-main lantaran kejadian ini telah membuat citra Indonesia menjadi buruk di kancah internasional.
Presiden RI Joko Widodo saat bersama elite PDIP di Bali beberapa waktu lampau. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Indonesia gagal menjadi tuan rumah putaran final Piala Dunia U-20 setelah gelombang penolakan kehadiran Timnas Israel U-20 menguat. Penolakan datang termasuk juga dari sejumlah kelompok, kepala daerah, hingga partai politik yang notabene bagian dari koalisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.

Partai yang paling bersuara adalah PDIP, yang merupakan kendaraan utama Jokowi di kontestasi politik sejak menjadi Wali Kota Solo hingga kini bertakhta di istana selama dua periode.

Partai lain yang merupakan bagian dari koalisi Jokowi yang menyuarakan hal sama adalah PAN dan PPP. Selain itu, ada pula partai di luar koalisi Jokowi-Ma'ruf yakni PKS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Jokowi padahal sudah tegas meminta olahraga tak dikaitkan dengan politik karena FIFA memiliki aturan sendiri atas negara-negara yang berpartisipasi dalam putaran final Piala Dunia U-20.

"Jadi jangan mencampuradukkan urusan olahraga dan urusan politik," kata Jokowi dalam pernyataan resminya di Istana, Jakarta, Selasa (28/3).

Dia pun mengutus Ketua Umum PSSI Erick Thohir untuk melobi langsung FIFA melalui presidennya, Gianni Infantino. Namun, hasil buruk tetap didapat. FIFA memutuskan membatalkan Indonesia jadi tuan rumah karena perkembangan situasi terkini (current circumstances) tanpa menyebut persis alasannya. 

Jokowi akhirnya menyatakan kekecewaan dan kesedihannya atas keputusan FIFA membatalkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia. Ia ingin momentum 'kegagalan' itu menjadi pembelajaran penting untuk sepak bola Indonesia pada masa yang akan datang.

"Saya tahu keputusan [FIFA] ini membuat banyak masyarakat kecewa. Saya pun sama juga merasakan hal itu. Kecewa dan sedih." kata Jokowi dalam pernyataan resminya, Kamis (30/3).

Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga menilai kekesalan Jokowi ini tidak bisa dianggap main-main lantaran kejadian ini telah membuat citra Indonesia menjadi buruk di kancah internasional. Belum lagi kemungkinan sanksi yang akan didapatkan untuk sepak bola Indonesia, hingga kerugian finansial di depan mata.

Jamiluddin bahkan menganggap Jokowi bak ditampar partai-partai pendukungnya sendiri. Oleh karena itu, Jamiluddin tak heran apabila Jokowi nantinya berniat mengambil tindakan tegas kepada para pihak yang ditengarai menyebabkan gagalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

"Saya yakin Pak Jokowi sangat kesal karena ini kan mempermalukan dia, mempermalukan Jokowi. Image kita di dunia internasional menjadi sangat jelek. Dan parpol ini kalau bahasa saya ya menampar Pak Jokowi," kata Jamiluddin saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (31/3).

Jamiluddin selanjutnya mengusulkan agar Jokowi memberikan evaluasi ke partai ataupun dua kepala daerah yang vokal juga atas penolakan Timnas Israel, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster.

Apalagi Jokowi tak lama ini juga menyebut kemungkinan kocok ulang kabinet atau reshuffle. Maka momentum itu menurut Jamiluddin tepat untuk Jokowi bersih-bersih pembantu yang kemudian bisa dianggap kurang loyal pada pemerintahnnya.

"Kalau saya melihat untuk kebutuhan partai koalisinya ya memang idealnya Pak Jokowi me-reshuffle, karena bagaimanapun partai-partai tersebut sudah mempermalukan dia tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia," lanjut Jamiluddin.

Sebab lain, Jamiluddin menilai kejadian baru-baru ini juga akan mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

"Namun persoalannya apakah Pak Jokowi berani me-reshuffle PDIP? karena itu bisa menggoyahkan kabinet dia," kata dia.

Jokowi, PDIP, dan Ganjar

Dalam hal dilematis Jokowi dengan PDIP, Jamaluddin menilai Jokowi kemungkinan akan memendam kekecewaan besarnya lantaran bagaimanapun posisi Jokowi adalah 'anak' dari PDIP yang dipimpin Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum itu.

Tapi, Jamiluddin menilai akan ada kemungkinan perubahan dukungan Jokowi terhadap Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024.

Sebelumnya, Jokowi yang dipercaya sebagai King Maker 2024 selama ini telah memberikan endorsement kepada rekannya sesama kader PDIP itu selain kepada beberapa tokoh lain seperti Prabowo dan Airlangga. Kini, menurut Jamiluddin, Jokowi akan berpikir dua kali buntut 'blunder' Ganjar.

"Karena Ganjar di sini kan kelihatan lebih loyal kepada PDIP dan bukan loyal dia sebagai Gubernur kepada Presiden. Nah, di sini kan menunjukkan kualitas dari sikap, attitude, atau mentalitas dari Ganjar," kata dia.

Jokowi menurutnya akan beralih ke tokoh lainnya yang juga kerap mendapatkan endorsement yakni Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto. Sementara dukungan terhadap kader di PDIP, menurut Jamiluddin, akan dialihkan ke Ketua DPR Puan Maharani.

Meskipun Puan menurutnya merupakan 'kartu mati', namun bagaimanapun juga, sebagai sesama kader PDIP, Jokowi tentu dihadapkan keputusan untuk memilih Capres atau Cawapres dari partai berlogo kepala banteng itu.

"Kalau bahasa saya, elektabilitasnya kan sudah tidak bisa didongkrak. Kalau dalam bahasa marketing politik, ini orang memang tidak laku dijual ya. Namun kalau memang harus Pak Jokowi memilih, kelihatannya ya saya melihat ada tinggal dua [Prabowo dan Puan] itu," ujarnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya...

Loyalitas Ganjar dan Koster ke PDIP Lebih besar

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER