Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad, Saut Situmorang, Bambang Widjojanto serta eks Penyidik Novel Baswedan turun dalam unjuk rasa di Gedung Merah Putih KPK, Senin (10/4).
Mereka menuntut Ketua KPK Firli Bahuri mundur dari jabatannya atas pelbagai kisruh yang telah dibuat.
"Copot Firli!" seru Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia (AII) Usman Hamid saat orasi yang dijawab 'copot!' oleh puluhan peserta aksi lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usman mengingatkan KPK sedang mengalami periode suram karena dilemahkan tidak lagi dari luar melainkan oleh pimpinannya sendiri. Menurut dia, fakta tersebut tidak bisa ditoleransi.
"Kita ingin menyatakan kembali bahwa KPK tengah mengalami pelemahan bahkan pembusukan. Sayangnya jika pada masa-masa yang silam kita menyaksikan KPK mengalami penyerangan eksternal, hari ini ia juga mengalami pembusukan dari pimpinan KPK itu sendiri," ucap Usman.
Ia menjelaskan kehadiran pihaknya hari ini di gedung dwiwarna sebagai bentuk penegasan KPK harus diselamatkan. Ia tidak ingin membiarkan KPK dihancurkan baik dari luar maupun dalam.
"KPK hari ini cenderung berdusta, KPK hari ini cenderung berpeluh dosa, karena itu benar dan salah menjadi tidak begitu nyata adanya. Dan kita hari ini ingin menegaskan bahwa kita ingin membela KPK yang pernah kita cintai, KPK yang pernah dipercaya oleh rakyat Indonesia dan jalan salah satunya adalah dengan mencopot kepemimpinan yang tidak beretika," tutur Usman.
"Copot Firli!" tandasnya.
Sementara itu, Abraham Samad menambahkan agenda ini akan dilanjutkan dengan pelaporan dugaan pelanggaran kode etik Firli ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK.
Latar belakang pelaporan kali ini satu di antaranya mengenai dugaan dokumen hasil penyelidikan KPK di Kementerian ESDM yang bocor diduga melibatkan Firli.
"Kita ingin menegaskan bahwa hari ini kita akan melaporkan saudara Firli Bahuri kepada Dewan Pengawas terhadap pelanggaran etika dan pelanggaran perilaku yang dilakukan oleh saudara Firli," ucap Samad.
Agenda demonstrasi ini diikuti oleh mantan pegawai dan pimpinan KPK serta sejumlah organisasi masyarakat sipil seperti Indonesia Memanggil (IM57+) Institute, Indonesia Corruption Watch (ICW), Transparency International Indonesia (TII).
Kemudian Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), LBH Muhammadiyah, AII, Public Virtue Research Institute, Themis Indonesia dan lain sebagainya.
(ryn/ain)