Gus Yahya Dorong Resolusi Damai Palestina dan Israel
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K. H. Yahya Cholil Staquf menilai kunci utama menyelesaikan konflik Palestina dan Israel adalah mendukung terciptanya resolusi damai yang mencakup solusi dua negara untuk Palestina.
"Saya pikir kunci pertama yang perlu kita lakukan adalah menemukan dari mana harus memulai. Kita harus mulai dengan mendorong orang untuk percaya bahwa resolusi itu mungkin," papar sosok yang akrab disapa Gus Yahya, Kamis (13/4).
Hal itu disampaikan dalam Ramadan Forum yang bertajuk Building Peace Between Palestine and Israel, on the Basis of Sunni Islamic Jurisprudence for a Global Civilization, di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok.
Menurutnya, mendorong orang percaya resolusi damai Israel dan Palestina penting sebab banyak pihak yang masih skeptis terhadap keyakinan adanya jalan tengah untuk masalah dua negara tersebut.
"Semua yang kita dengar hari ini hanya pernyataan. Pernyataan sama berulang-ulang tanpa ada yang membicarakan rencana sebenarnya," ucapnya.
Oleh sebab itu, ia mengatakan NU kini mencoba mengambil tindakan konkret untuk menemukan penawaran yang dapat dilihat sebagai kontribusi solusi. NU saat ini juga disebut berupaya memahami hakikat permasalahan.
"Cara melihat masalah kemanusiaan, terlepas dari peradaban global di mana masalah Palestina menjadi bagiannya. Dan semua orang sekarang melihat bahwa kita benar-benar melihat masalah kemanusiaan," papar Gus Yahya.
Sehingga, itu nantinya dapat menjadi sinyal bahwa selalu ada kemungkinan untuk mencapai resolusi dalam pemecahan masalah negara berkonflik tersebut.
"Sekarang, NU lewat diskusi panjang yang sulit, sampai pada kesimpulan bahwa masalah yang kita hadapi sekarang adalah kebutuhan mendesak terkait pembangunan konstruksi peradaban baru," tuturnya.
"Konstruksi yang coba dipaksakan oleh komunitas internasional lewat sejarah konflik dan perang berkepanjangan," ucap Gus Yahya.
Dalam acara tersebut, turut hadir Duta Besar Palestina untuk Indonesia HE Zuhair Al-Shun serta Hakim Pengadilan Ramallah Mohammed Abdalhafez Yousef Azzam.
Selain itu, Direktur Jenderal Asia-Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Abdul Kadir Jailani, Ketua Lembaga Hubungan dan Kerja sama Internasional (LHKI) PP Muhammadiyah Imam Addaruqtni juga hadir.
(chri/asa)