Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan menyesalkan aksi perusakan Masjid Presisi yang berada di pos lantas Jalan AP Pettarani, Makassar, beberapa hari yang lalu yang dilakukan sejumlah orang tak dikenal (OTK).
Selain masjid presisi, diketahui musala hingga pos lantas di Makassar pun menjadi sasaran perusakan oleh massa OTK itu pada malam hari hingga jelang sahur.
"Siapa pun dan agama apapun tidak ada yang membenarkan dengan penyerangan dan perusakan rumah ibadah," kata Ketua Umum MUI Sulsel, Prof Dr KH Nadjamuddin Abd Safa dikutip dari laman MUI Sulsel, Senin (17/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Nadjamuddin meminta seluruh warga kepada seluruh umat Islam agar tetap bersikap tenang dan tidak terprovokasi kejadian tersebut.
"Kepada seluruh masyarakat Makassar untuk tidak terpancing dan terprovokasi terkait perusakan Masjid Presisi," ujarnya.
Meski demikian, MUI Sulsel pun menyerahkan kasus tersebut ke pihak kepolisian untuk menyelidiki pelaku perusakan masjid yang terjadi pada Jumat (14/4) lalu.
"Mari kita serahkan ini ke pihak kepolisian untuk menangani kasus perusakan masjid," imbuhnya.
Belakangan diketahui sejumlah fasilitas Polri hingga markas polisi di Makassar menjadi sasaran amuk sejumlah massa OTK pada Kamis (13/4) malam sampai Jumat (14/4) dini hari WITA.
Setelah pengusutan, ternyata OTK perusakan fasilitas Polri dari mulai kendaraan dinas, pos lalu lintas, masjid dan kantor polisi itu diduga anggota TNI. Aksi tersebut pun disebut terpicu kesalahpahaman, dan kini kedua belah pihak telah bersepakat damai.
Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib menuturkan penyebab terjadi perusakan fasilitas polisi itu akibat adanya kesalahpahaman antara personel TNI dan Polri.
"Betul itu, kesalahpahaman dan sudah diselesaikan (kedua belah pihak) sepakat damai," kata Ngajib di Makassar, Jumat (14/4).
Dari sana diketahui, aksi perusakan berawal ketika seorang anggota TNI yang melintas lampu merah perempatan Jalan AP Pettarani- Jalan Urip Sumohardjo, dengan sepeda motor berknalpot brong atau bersuara bising. Kemudian sejumlah personel Patmor Polrestabes Makassar yang melakukan pengamanan di pos lantas fly over langsung mendatangi pemotor tersebut, sehingga terjadi kesalahpahaman.
Mengutip dari keterangan resmi, Kapolda Sulsel Irjen Pol Boedi Moemponi Harso dan Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso memastikan konflik di bawah itu sudah berakhir damai. Keduanya pun memastikan jaminan kondusif pascaperistiwa itu usai pertemuan di Mapolrestabes Makassar.
"Kita sudah mengetahui bahwa ada kejadian yang perlu kita ceritakan dan klarifikasikan tentang kejadian yang sebenarnya sudah tuntas dan selesai," kata Kapolda Sulsel, Irjen Pol Boedi Moemponi Harso saat berikan keterangan resminya, Jumat (14/4).
Jenderal bintang dua ini menerangkan kejadian itu terjadi pada Rabu (12/4) pagi yang saat itu dilaksanakan patroli oleh personel Polrestabes Makassar dan terjadi kesalahpahaman antarpersonel TNI dan Polri.
"Kemudian langkah yang diambil saat itu, ada saling mendatangi lalu saling memahami tentang masalah yang terjadi, sehingga masalah itu tidak berkembang. Ini yang pertama yang harus kita sikapi bahwa, itu antara TNI dan Polri tidak ada masalah," ujarnya.
Sementara itu, Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Totok Imam Santoso mengatakan peristiwa kesalahpahaman itu sudah bersepakat untuk damai.
"Alhamdulillah permasalahan sudah diselesaikan kemarin dari pihak Polrestabes (Makassar) dan pihak Brigade (Brigif 721) sudah kesepakatan damai dan masalah sudah selesai dengan baik," kata Imam.
Pangdam Hasanuddin menjamin kondusifitas di Kota Makassar yang mendekati momentum politik tahun 2024 setelah kejadian perusakan sejumlah pos lantas hingga kantor polisi menjadi sasaran akibat kesalahpahaman antar personel
Imam juga meyakinkan seluruh jajaran TNI baik dari Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara untuk bisa melakukan pengawasan kepada seluruh Personel masing-masing.
"Kita sudah sampaikan kepada seluruh jajaran TNI semuanya kita beritahu bahwa sudah selesai dan masing-masing siaga di satuan masing-masing. Jadi tidak ada yang keluar, tidak ada yang bertindak di luar kontrol dari pimpinan," ungkapnya.
Sebelumnya dalam aksi sepanjang malam hingga Jumat dini hari pekan lalu, dua kendaraan mobil dinas Sat Lantas Polrestabes Makassar dirusak OTK dan satu unit sepeda motor dinas milik polisi dibakar. Selain itu dilaporkan ada seorang warga menjadi korban pengeroyokan hingga mengalami luka kritis dan dilarikan ke rumah sakit. Sejumlah fasilitas umum seperti masjid dan musala, pos lantas, hingga kantor polisi diserang OTK.
Pos lantas yang berada di pertigaan Jalan AP Pettarani-Jalan Sultan Alauddin menjadi sasaran empuk OTK dengan melempari bom molotov. Kemudian pos lantas dan Masjid Presisi yang berada di Jalan perempatan Jalan AP Pettarani-Jalan Urip Sumohardjo juga dirusak.
"CCTV pos lantas dulu dilempari batu, kemudian pintu masjid dilempari batu. Semua dia rusak," kata salah satu warga, Daeng Narrang yang berada di lokasi kejadian.
Aksi pelaku tidak sampai di situ, sebuah mobil tahanan milik Polres Pelabuhan Makassar yang terparkir di pinggir jalan dirusak, lalu OTK yang mengendarai sepeda motor terpecah menjadi dua bagian menyerang kantor Polres Pelabuhan Makassar dan kantor Polsek Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar.
Di dua kantor Polisi itu, petugas menembakkan gas air mata sehingga para pelaku berhamburan. Namun, sebuah musala yang berada di pos lantas depan Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar juga menjadi sasaran perusakan. Aksi perusakan kembali terjadi di pos lantas yang berada di Jalan Jendral Sudirman, di mana terdapat dua mobil Patwal Satlantas Polrestabes Makassar dirusak pada bagian kaca depan.
Usai melakukan perusakan, para pelaku kembali melanjutkan aksinya di Jalan Andi Djemma. Di sana para pelaku menemukan sebuah motor dinas polisi yang tengah terparkir, lalu dirusak secara bersama-sama dan dibakar. Kemudian menjelang santap sahur para pelaku mengeroyok seorang warga hingga bersimbah darah. Pria yang belum diketahui identitasnya itu kemudian segera dilarikan warga lain ke rumah sakit.
(mir/kid)