Jalur Mudik Cikampek dan Cerita Pemudik Buka Puasa di Bahu Tol
Satu per satu pengendara mobil pemudik memperlambat laju kendaraan saat hendak tiba di Gerbang Tol Cikampek Utama, Jawa Barat, Rabu (19/4) sore.
Mobil-mobil menepi bersamaan, layaknya iring-iringan.
Pada petang itu, setidaknya Ada tujuh mobil yang langsung berhenti di bahu jalan, hanya puluhan meter dari gerbang tol. Arus lalu lintas saat itu tengah lancar.
Sejumlah orang keluar dari beberapa mobil, bergumam sambil memejamkan mata, lalu meneguk air mineral kemasan. Beberapa lainnya tetap berada di dalam mobil.
Pemandangan itu terlihat tidak lama usai magrib tiba sebagai waktu untuk berbuka puasa. Mobil-mobil yang berhenti itu, berisi pemudik yang tengah berbuka puasa.
Pemudik-pemudik ini adalah bagian kecil dari setidaknya 123,8 juta masyarakat yang diprediksi pemerintah bermobilitas pada lebaran 2023.
Salah satu pemudik adalah Rely (47). Bersama keluarga, ia bertolak dari Depok, Jawa Barat sekitar pukul 15.30 WIB. Tujuannya adalah Yogyakarta.
Setiap tahunnya, ia dan keluarga selalu memilih berangkat sejak sore hari untuk menghindari macet.
"Orang yang milih berangkat abis sahur banyak, abis buka (puasa) banyak," katanya.
Dalam perjalanan mudik tahun ini, ia mengaku sempat terhambat saat melintas di tol layang Mohamed Bin Zayed (MBZ) arah Cikampek.
Menurutnya, lalu lintas tersendat karena adanya kecelakaan. Setelah itu, perjalanannya relatif lancar.
"Saya tahu ini berangkat puncak (arus mudik). Tapi saya bilang dari rumah jalanin aja, eh sampai Cikampek lancar. Dua jam setengah," kata Rely.
Ia mengatakan dirinya sengaja memilih tidak berhenti di rest area untuk berbuka puasa sebab khawatir akan menambah macet. Selain itu, juga untuk menghemat waktu.
Rely tidak menampik bahaya berhenti di bahu jalan, meski sebentar. Namun ia mengaku selalu berhenti di bahu jalan yang cukup luas, seperti sebelum pintu tol.
"Tahu saya di bahu jalan bahaya, kebetulan ada pintu tol, lebar kan," ujarnya.
Sang istri, Eny (45) mengatakan telah menyiapkan 'logistik' seperti roti, nasi, lauk hingga minuman dalam perjalanan mudik.
Selain untuk berbuka puasa, bekal yang dibawa itu disiapkan jika mereka belum sampai tujuan saat waktu sahur tiba.
"Kita kalau mudik karena udah bertahun-tahun, selalu full, logistik full. Bawa roti. Nasi, lauk, kita enggak ke rest area karena habis waktu. Kita siapin untuk buka dan sahur," kata Eny.
Lain Keluarga Rely, lain lagi Jamiatur (38). Ia dan keluarganya berangkat dari Kemayoran hendak menuju Tegal, Jawa Tengah.
"Kalau (lalu lintas) lancar sampai Tegal bisa jam 2 (dinihari)," katanya.
Dalam perjalanan mudik kali ini, ia dan keluarganya awalnya berniat untuk berbuka puasa di rest area. Namun, ia menyebut tempat istirahat di Tol Jakarta- Cikampek telah penuh.
"Tadi rest area penuh, enggak bisa masuk. Sebelumnya kita udah prepare, kali aja buka di jalan. Udah bawa (makanan) dari rumah," katanya.
Ia mengaku hanya menghabiskan waktu beberapa menit untuk berhenti di bahu jalan karena khawatir lalu lintas menjadi padat.
"Habis buka kan biasanya banyak yang jalan," kata Jamiatur sebelum bergegas masuk mobil.
(kid/yoa/kid)