Jakarta, CNN Indonesia --
Tim rukyatul hilal dari Lembaga Falakiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur melakukan pemantauan anak bulan atau hilal di 35 titik. Namun mereka tidak berhasil melihat anak bulan atau hilal.
Dengan demikian, lembaga itu menyimpulkan Lebaran Idulfitri akan jatuh pada Sabtu 22 April.
"Belum ada [tim rukyat di Jatim yang berhasil melihat hilal]," kata Ketua Lembaga Falakiyah PWNU Jatim Shofiyullah atau Gus Shofi, Kamis (20/4).
Di Balai Rukyat Bukit Condrodipo, Gresik, yang biasanya selau berhasil memantau kemunculan hilal, kali ini tim tidak berhasil melihatnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu juga dengan tim yang melakukan pemantauan di Pasuruan, Mojokerto, Kabupaten Malang, dan lainnya.
"Di antara faktornya karena terhalang mendung," katanya.
Di luar soal cuaca, Gus Shofi menuturkan, ketinggian hilal saat dipantau juga kurang dari dua derajat. Padahal, berdasarkan kriteria yang baru ditetapkan, syarat ketinggian hilal saat dipantau minimal tiga derajat dengan sudut elongasi minimal 6,4 derajat.
Mengacu pada ketentuan hukum Islam, apabila hilal tak berhasil dirukyat, maka bulan Ramadan harus disempurnakan atau istikmal menjadi 30 hari.
"Dalam konteks saat ini, berarti bulan Ramadan tahun ini digenapkan 30 hari, yakni sampai Jumat, 21 April 2023, besok. Baru pada Sabtu, 22 April 2023 jatuh 1 Syawal 1444 Hijriah," ucapnya.
Di sisi lain, PP Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada Jumat besok. Berbeda dengan NU yang menggunakan metode rukyatul hilal, Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal. (frd)
(frd/asa)
[Gambas:Video CNN]