Jemaah An-Nadzir menggelar Salat Idulfitri 1444 Hijriah di Baitul Muqaddis, Kompleks Perkampungan An-Nadzir, Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Pelaksanaan Salat Idulfitri digelar berdasarkan setelah para pimpinan Jemaah An-Nadzir melakukan pemantauan hilal dan menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Jumat (21/4).
Seluruh jemaah pun telah memadati sekitar pelaksanaan Salat Idulfitri dengan mengenakan jubah dan surban serba warna hitam yang menjadi ciri khas dari Jemaah An-Nadzir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imam salat dipimpin oleh Ustaz Samiruddin Pademmui yang merupakan pimpinan Jemaah An Nadzir saat ini.
"Tema lebaran tahun ini yakni, Rapatkan Shaf Menyambut Imam Akhir Zaman," kata pimpinan Jemaah An-Nadzir, Ustad Samiruddin Pademmui kepada CNNIndonesia.com, Jumat (21/4).
Tema tersebut diambil dalam rangka menyongsong perjuangan akhir zaman ini.
"Saya kira kita ingin merapatkan Shaf, khususnya jemaah dalam rangka menyongsong perjuangan akhir zaman ini, terutama terkait datangnya imam akhir zaman Almahdi, termasuk An-Nadzir meyakini tentang kebenaran itu insyaallah," ungkapnya.
Sementara penetapan 1 Syawal yang berbeda dengan pemerintah. An-Nadzir memiliki metode tersendiri dalam menentukan awal Ramadan dan awal Syawal.
"An-Nadzir memang memiliki satu metodologi sendiri yang diajarkan oleh guru dan imam dan kita tetap konsisten di situ, kemudian kita padukan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan adanya aplikasi yang sudah kita teliti selama kurang lebih lima tahun dan itu sangat akurat," jelasnya.
"Apalagi tahun ini kita di bantu dengan gerhana matahari di akhir Ramadan, satu petunjuk bahwasanya ketika terjadi matahari itu pasti terjadi pergantian bulan tidak bisa dibantahkan itu," sambungnya.
(mir/isn)