Eks Penasihat KPK Jadi Khotib Id, Sorot Krisis Iklim dan Korupsi Pajak

CNN Indonesia
Sabtu, 22 Apr 2023 09:51 WIB
Mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua menjadi khotib salat Idulfitri di Masjid Sunda Kelapa.
Ribuan jemaah dari berbagai daerah kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) melakukan salat Idulfitri di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Sabtu (22/4). (CNN Indonesia/ Chandra Erlangga)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua menyoroti soal korupsi pajak hingga krisis iklim saat berceramah sebagai khotib salat Idulfitri di Masjid Sunda Kelapa, Sabtu (22/4). 

Pria yang saat ini aktif sebagai Anggota Pembina Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia mengatakan Indonesia saat ini dalam krisis iklim yang ditandai dengan sederet bencana.

"Bencana banjir biasanya diikuti tanah longsor, runtuhnya bangunan dan jembatan serta kecelakaan lalu lintas. Ketidak-salehan sosial tersebut mengakibatkan Indonesia sudah dalam krisis yang terkategori stadium empat," ujar dia dalam ceramahnya, Sabtu (22/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setidaknya, kata dia, dari 120 juta hektar hutan Indonesia, 101 juta hektar sudah dalam kondisi krisis, sementara pencurian kayu setiap tahun mencapai 50-60 juta meter kubik.

"Akibatnya, negara dirugikan sebesar Rp30-45 triliun. Jika hal ini dibiarkan terus, dalam waktu 5-10 tahun mendatang, hutan kita akan habis," katanya.

Dampaknya, kata Abdullah, Indonesia akan jadi seperti Philipina yang tidak lagi punya hutan. Ia menilai warga negara yang tidak saleh atau salehah secara sosial juga mengakibatkan sungai-sungai di Indonesia tercemar berat.

Hal ini disebabkan limbah industri, peternakan, dan rumah tangga. Dampaknya, banyak biota di sungai yang mati, termasuk tumbuhan kecil, kerang, ikan dan udang.

Soroti pembunuhan Brigadir Yosua

Di samping itu Abdullah juga menyoroti carut-marut para Aparatur Sipil Negara (ASN), di antaranya kasus dugaan pencucian uang Rp349 triliun, pembunuhan brigadir Yosua, pembunuhan enam laskar FPI, serta penjualan barang bukti narkoba oleh Irjen Teddy Minahasa.

Ia mengatakan salah satu cara agar hal-hal seperti itu tidak terulang lagi adalah dengan mempertahankan kesalehan.

"Kesalehan individual dan sosial seperti di atas akan melahirkan Muslim/Muslimah berintegritas dan profesional. Hasilnya, kasus money laundry sebesar Rp.349 triliun di Kementerian Keuangan tidak terulang lagi," ujarnya.

"Kasus-kasus seperti pembunuhan brigadier Yosua dan enam laskar FPI, serta penjualan barang bukti narkoba oleh Irjen Teddy Minahasa, tidak terulang lagi," tandas Abdullah.

(can/vws)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER