Peneliti BRIN Ancam Muhammadiyah, Anwar Abbas Yakin Polri Turun Tangan

psr | CNN Indonesia
Senin, 24 Apr 2023 18:10 WIB
Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas (Tengah) yakin polisi akan turun tangan soal pernyataan peneliti BRIN yang bernada mengancam. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas yakin polisi tak akan tinggal diam terkait pernyataan peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin yang mengancam akan membunuh warga Muhammadiyah terkait perbedaan penentuan 1 Syawal.

Ia meyakini pihak kepolisian akan berbuat sebaik-baiknya dan setepat-tepatnya sesuai dengan hukum dan ketentuan yang berlaku di Indonesia.

Tokoh Muhammadiyah itu sendiri menilai pernyataan Andi adalah tindak pidana.

"Menurut saya sudah merupakan tindak pidana. Saya hanya bersikap menunggu apa yang dilakukan pihak kepolisian kepada yang bersangkutan," ujar Anwar dalam keterangannya, Senin (20/4).

Anwar Abbas yakin pihak kepolisian tidak akan tinggal diam membiarkan hal tersebut. Oleh karena itu dia hanya akan menunggu saja.

"Sikap terbaik yang kita lakukan dalam masalah ini adalah tunggu dan kita serahkan sepenuhnya urusan penyelesaian masalah ini kepada pihak kepolisian," tuturnya.

Sebelumnya, unggahan peneliti astronomi BRIN Andi Pangerang bernada mengancam warga Muhammadiyah viral di media sosial.

Pernyataan Andi itu mengomentari pernyataan peneliti BRIN lain, Thomas Jamaluddin terkait dengan perbedaan metode penetapan hari lebaran 2023.

"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," demikian pernyataan Andi di Facebook.

Andi mengakui Muhammadiyah merupakan saudara seiman dan rekan diskusi keilmuwan dengan BRIN. Namun kini BRIN sudah menganggap jemaah Muhammadiyah sebagai musuh dalam hal keilmuan progresif, termasuk dalam perbedaan penetapan hari Idulfitri 1444 Hijriah.

"Kalian Muhammadiyah, meski masih jadi saudara seiman kami, rekan diskusi lintas keilmuan tapi kalian sudah kami anggap jadi musuh bersama dalam hal anti-TBC (takhayul, bidah, churofat) dan keilmuan progresif yang masih egosektoral. Buat apa kalian berbangga-bangga punya masjid, panti, sekolah, dan rumah sakit yang lebih banyak dibandingkan kami kalau hanya egosentris dan egosektoral saja?"

Andi sendiri membenarkan bahwa itu merupakan pernyataan yang ia sampaikan di kolom komentar akun media sosial Thomas Djalaludin.

Ia mengaku bakal mengklarifikasi dan menyampaikan permohonan maaf. Ia juga tengah berupaya untuk duduk bersama dengan PP Muhammadiyah.

"Betul itu percakapan saya dengan beliau (Thomas Djamaludin). Saat ini saya sedang mengupayakan pertemuan dengan Muhammadiyah untuk klarifikasi sekaligus permohonan maaf," kata Andi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (24/4).

KepalaBRIN Laksana Tri Handoko menyatakan akan mengkonfirmasi kebenaran penulis komentar itu. Jika benar hal itu dilakukan oleh penelitinya, itu akan diproses Majelis Etik ASN.

"Apabila penulis komentar tersebut dipastikan ASN BRIN, sesuai regulasi yang berlaku BRIN akan memproses melalui Majelis Etik ASN, dan setelahnya dapat dilanjutkan ke Majelis Hukuman Disiplin PNS sesuai PP 94/2021," kata Tri Handoko dalam keteranga tertulis, Senin (24/4).



(sur)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK