PP Muhammadiyah Minta Warga Tak Terpancing: Jalan Hukum Selalu Terbuka

CNN Indonesia
Senin, 24 Apr 2023 21:40 WIB
Terkait viral ancaman terhadap warganya dari peneliti BRIN, Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad mengungkap jalan hukum selalu terbuka.
PP Muhammadiyah buka suara soal viral ancaman dari peneliti BRIN. (Dok. Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad mengimbau kepada warganya untuk tetap bijak dan dewasa menyikapi pernyataan bernada ancaman yang disampaikan oleh peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin.

"Kami mengimbau agar warga tidak terpancing dengan berbagai cemoohan, sinisme, tudingan, hujatan, kritik yang menyerang, hingga ada oknum yang mengancam secara fisik terkait perbedaan pelaksanaan idul fitri 1444 H," kata dia dalam keterangannya, Senin (24/4) malam.

Dadang mengimbau kepada seluruh warga Muhammadiyah agar tidak bersikap serupa dengan mereka yang kerdil pemikiran dan sikap dalam beragama dan berbangsa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga Muhammadiyah, menurutnya, mesti menunjukkan sifat berkeadaban, berilmu, berbangsa, dan bahkan beragama lebih baik di dunia nyata.

"Bila dari pernyataan-pernyataan buruk orang-orang itu terhadap Muhammadiyah ada yang sudah melewati batas dan dapat masuk ke ranah hukum, tentu jalan hukum itu selalu terbuka untuk dilakukan sejalan dengan koridor yang dijamin konstitusi dan terhormat dalam berbangsa," tutur Dadang.

"Sekali lagi warga Muhammadiyah agar tetap mengedepankan pemikiran dan sikap luhur, serta tidak mengambil langkah sendiri-sendiri," imbuhnya.

Bagi Dadang, Muhammadiyah sudah kenyang pengalaman diperlakukan negatif atau buruk sepanjang perjalanan sejarahnya hingga era kekinian. Dia mencontohkan masa ketika pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan meluruskan arah kiblat.

"Dulu ketika Kyai Ahmad Dahlan memelopori arah kiblat yang benar secara syariat dan ilmu disikapi serupa, dituding kafir dan dirobohkan masjid yang dibangunnya di Kauman," kata Dadang.

"Kini perangai serupa tertuju ke Muhammadiyah oleh orang-orang yang boleh jadi berilmu, mungkin karena merasa benar sendiri atau memang bersikap kerdil yang tentu tak sejalan dengan khazanah dunia ilmu dan akhlak Islam," sambungnya.

Ia pun mengajak kepada para pihak yang tak sejalan dengan pandangan keislaman Muhammadiyah supaya lebih mengutamakan akal sehat, sikap ilmiah nan objektif, dan keluhuran adab Islam layaknya orang beragama dan berilmu.

"Bila di negeri ini para petinggi negeri selama ini begitu gencar menyuarakan moderasi dan toleransi dalam beragama dan berbangsa serta ajakan jangan radikal dan intoleran," ucap Dadang.

Oleh karenanya, lanjut Dadang, Muhammadiyah hanya ingin bukti apakah hal tersebut dipraktikkan secara autentik dan nyata. Bukan cuma dialamatkan kepada pihak lain, tetapi di lingkungan masing-masing agar tidak sekadar retorika.

"Muhammadiyah secara organisasi tetap elegan dalam menyikapi sikap maupun pernyataan negatif seputar perbedaan idul fitri karena sudah biasa dan terbiasa," imbuh Dadang.

Sebelumnya, viral pernyataan Andi yang bernada ancaman pembunuhan terkait perbedaan metode penetapan hari lebaran 2023 atau 1 Syawal 1444 Hijriah.

"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," tulis Andi di Facebook.

Komentar Andi itu membalas pendapat peneliti BRIN lainnya yaitu Thomas Jamaluddin.

Akibat komentar itu, dia menuai kecaman dari warga Muhammadiyah. Kepala BRIN Laksana Tri Handoko pun akan memanggilnya ke sidang Majelis Etik.

Andi sudah mengakui pernyataannya itu dan meminta maaf kepada seluruh pimpinan dan warga Muhammadiyah.

(kum/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER