NasDem Ungkap Strategi Bersihkan Anies dari Cap Politik Identitas

CNN Indonesia
Selasa, 09 Mei 2023 15:31 WIB
Calon presiden Anies Baswedan di Masjid Al Akbar, Surabaya, Maret 2023 lalu. NasDem punya PR besar untuk membersihkan citra Anies dari cap politik identitas. (CNN Indonesia/ Farid)
Jakarta, CNN Indonesia --

Partai NasDem akan menerapkan sejumlah strategi untuk membersihkan Anies Baswedan dari cap politik identitas jelang Pilpres 2024.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai NasDem Hermawi Taslim mengatakan langkah pertama adalah melawan narasi yang ada di media sosial. Ia merasa perlu ada klarifikasi terhadap cap yang dilekatkan ke Anies tersebut.

"Kita biasakan dan arahkan rakyat untuk menelusuri track record, periksa latar belakang, jangan termakan oleh isu-isu, khususnya yang disebar di medsos," kata Hermawi saat dihubungi, Selasa (9/5).

NasDem juga akan menyosialisasikan rekam jejak Anies dalam urusan keberagaman. Menurutnya, Anies adalah sosok yang mengedepankan toleransi dan keberagaman.

Hermawi mengatakan hal itu tercermin dari lima tahun kepemimpinan Anies di DKI Jakarta. Ia ingin hal itu diketahui publik lebih luas.

"Lihat bukti, siapa melakukan apa. Jangan percaya pada persepsi. Anies selama berkuasa lima tahun di DKI, lihat rekam jejaknya, baru tentukan pilihan," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengakui cap politik identitas melekat di Anies Baswedan. Cap itu lantaran Anies menang dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 yang begitu kental dengan politik identitas.

Surya berkata melepaskan Anies dari cap itu adalah pekerjaan berat. Akan tetapi, ia optimistis hal itu bisa dilakukan.

"Berat iya [untuk hilangkan], tetapi hilang insyaallah bisa," ungkap Surya dalam wawancara khusus dengan CNN Indonesia TV di NasDem Tower, Jakarta, Jumat (5/5).

Ia melanjutkan, "Referensi dirinya dalam jalankan pemerintahan lima tahun di Jakarta berikan confidence diri saya."

Pada Maret 2023, dalam forum diskusi dengan pemimpin dan kepala redaksi media massa yang diselenggarakan Partai NasDem, Anies pernah menyinggung soal politik identitas.

Anies saat itu berkata politik identitas tak bisa dihindari karena setiap calon yang bersaing di kontes politik akan selalu memiliki identitas. 

"Politik identitas itu adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Misalnya calon yang bersaing adalah laki-laki dan perempuan, maka di situ ada identitas gender," ucap Anies.

Anies juga menyebut politik identitas bisa terjadi bila ada dua calon yang berbeda suku. Dalam kontestasi ini para pendukung bisa berkutat dengan isu perbedaan suku. Pun jika kontestasi antara calon yang berbeda agama. 

"Terjadi pada 2017, calon yang bersaing agamanya berbeda. Maka identitasnya yang terlihat adalah agama. Itu akan terus terjadi selama calonnya punya identitas berbeda, baik gender, suku, maupun agama," lanjutnya.

Anies menilai hal itu lumrah. Terpenting, menurut dia, tiap calon yang bersaing dalam pemilu memiliki kedewasaan. Para calon, baik yang menang maupun pihak yang kalah harus bisa saling merangkul setelah kontestasi selesai.

"Yang menang mau merangkul yang kalah. Sedangkan yang kalah juga harus mau mengakui kekalahannya," kata Anies.

(dhf/wis)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK