Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menyatakan partainya tak akan menarik organisasi Nahdlatul Ulama (NU) ke pusaran politik Pilpres 2024.
Pernyataan itu disampaikan Basarah merespons kabar PDIP yang kini tengah mendekati NU untuk mencari sosok pendamping Ganjar Pranowo di pilpres. Dia menyebut pihaknya menghormati NU sebagai salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PDIP menghargai dan menghormati eksistensi NU sebagai ormas keagamaan. Oleh karena itu, PDIP tidak akan menarik NU ke dalam pusaran politik karena kita menghormati betul," ucap Basarah di Sekretariat Tim Relawan Ganjar, Jakarta, Jumat (12/5).
Namun, dia mengatakan partainya memiliki rekam jejak hubungan politik yang panjang dengan NU. Misalnya, kata dia, Megawati Soekarnoputri pernah mendampingi Abdurrahman Wahid alias Gus Dur saat menjadi presiden.
Setelahnya, saat menjadi presiden, Megawati juga didampingi Hamzah Haz sebagai figur penting NU. Saat maju sebagai capres 2004, Megawati juga didampingi Hasyim Muzadi sebagai tokoh NU.
"Nah, pada saat Pak Jokowi maju di 2014 wapresnya Pak Jusuf Kalla yang juga adalah salah seorang kader NU," katanya.
Namun, dia menegaskan PDIP tak akan menarik NU dalam politik praktis di pilpres. Dia mengaku menghormati sikap Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf agar NU menjadi organisasi kebangsaan yang menaungi semua kelompok masyarakat.
"Kebetulan saya juga adalah salah seorang pengurus NU sebagai Wakil Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya PBNU, jadi saya kira itu," ucap Basarah.
Ganjar sebagai bakal capres PDIP dalam beberapa waktu terakhir terus menyambangi tokoh-tokoh NU seperti Gus Mus di kompleks Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, dan Gus Baha di kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidzul Quran LP3iA Desa Narukan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Rabu (3/5).
Namun dalam kunjungan itu ia mengaku hanya bersilaturahmi dan tidak membicarakan soal politik saat bertemu kedua tokoh tersebut.
Gus Yahya menyatakan tidak akan ada calon presiden maupun calon wakil presiden yang mengatasnamakan NU pada Pilpres 2024.
Ia mengatakan demikian karena dalam setiap kontestasi politik, PBNU tak ambil bagian dalam kompetisi namun berada di posisi netral.
"Enggak ada, enggak ada. Pokoknya saya tegaskan bahwa tidak ada calon presiden atau wakil presiden atas nama NU. Tidak ada sama sekali," kata dia di Surabaya, Rabu (11/1).
(thr/pmg)