Prabowo merupakan mantan Danjen Kopassus dan kemudian diangkat menjadi Pangkostrad kala reformasi 1998.
Ia kerap dikaitkan dengan Tim Mawar dengan kasus penculikan aktivis menjelang era reformasi. Tim ini dibentuk oleh Mayor Inf. Bambang Kristiono pada Juli 1997.
Target tim ini ialah memburu dan menangkapi aktivis yang dianggap radikal. Setidaknya 22 aktivis diculik. Sembilan orang kembali dalam keadaan hidup, sementara 13 lainnya hilang hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menurut Habibie, Wiranto menganggap Prabowo yang kala itu menjabat Pangkostrad, berupaya melancarkan rencananya sendiri untuk menggerakkan pasukan guna mengamankan situasi nasional yang tak stabil kala itu.
Dalam buku Detik-Detik Yang Menentukan Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi (2006) karya Habibie, Wiranto meminta petunjuk kepada presiden yang baru diangkat terkait rencana Prabowo.
Atas dasar itu Habibie mengambil kesimpulan bahwa Prabowo bertindak tanpa sepengetahuan Pangab.
"Pangab melaporkan bahwa pasukan Kostrad dari luar Jakarta bergerak menuju Jakarta," tulis Habibie.
"Jenderal Wiranto mohon petunjuk. Dari laporan tersebut, saya berkesimpulan bahwa Pangkostrad bergerak sendiri tanpa sepengetahuan Pangab. Bukankah ini bertentangan dengan petunjuk saya kemarin pada Pangab?" tambahnya.
Ia pun setuju mencabut jabatan Prabowo sebagai Pangkostrad. Prabowo menghadap kepada Habibie untuk melepaskan jabatannya pada 23 Mei 1998. Adapun kini, Prabowo menjabat sebagai Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Maju. Ia juga duduk sebagai Ketum Partai Gerindra.
Ia pun telah mendeklarasikan diri sebagai capres di Pilpres 2024. Tak hanya itu, dalam tiga pemilu terakhir ia juga tak pernah absen tampil sebagai calon.
![]() |
Sekitar satu tahun sebelum reformasi atau pada tahun 1997, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster) TNI berpangkat Letnan Jenderal.
Selanjutnya, SBY tampil sebagai juru bicara Fraksi ABRI menjelang Sidang Umum MPR RI 1998 dan sebagai Ketua Fraksi ABRI MPR dalam Sidang Istimewa MPR 1998.
Karier politiknya pun berlanjut, era pemerintahan Gus Dur, ia pernah duduk sebagai Menteri Pertambangan dan Energi serta Menko Polsoskam. Pada era Megawati, ia juga dipercaya menjadi Menko Polkam.
Tak berhenti di situ, SBY pun berhasil menjadi presiden dua periode. Periode pertama didampingi Jusuf Kalla dan kedua oleh Boediono.
Kini, ia pun masih aktif sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat.
![]() |
Kala reformasi 1998, Yusril bekerja sebagai bawahan Menteri Sekretaris Negara Saadilah Mursyid. Pascareformasi, ia pernah maju sebagai calon presiden saat pilpres dilakukan di Sidang MPR RI, Oktober 1999 silam.
Ia berhasil meraup perolehan 232 suara. Namun, ia kalah dari saingannya, Megawati dengan 305 suara dan Gus Dur sebanyak 185 suara.
Tak terelakkan, kala itu sebetulnya ia memiliki peluang besar untuk terpilih jadi presiden menggantikan BJ Habibie.
Namun, koalisi Poros Tengah yang mengusung Gus Dur yang dibawa oleh PKB untuk diadu dengan Megawati. Pada putaran kedua, Gusdur mampu mengalahkan Megawati dengan memperoleh suara terbanyak.
Setelahnya, karier Yusril pun terus berlanjut. Berbagai jabatan menteri pernah ia emban. Pada masa kepemimpinan Gus Dur, Yusril ditunjuk menjadi Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.
Pada masa pemerintahan Megawati ia diangkat menjadi Menteri Hukum dan HAM dan di era SBY ia dipilih menjadi Menteri Sekretaris Negara.
Kini, ia pun masih menjabat sebagai Ketum Partai Bulan Bintang (PBB) yang juga merupakan partai peserta di Pemilu 2024.