Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate buka suara soal penyanderaan pekerja proyek tower BTS oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.
"Koordinasi sedang dilakukan dengan pihak keamanan di Papua baik TNI maupun Polri," kata Johnny lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (13/5.)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan masalah keamanan menjadi faktor penting untuk diperhatikan karena menjadi penghambat dalam pembangunan infrastruktur digital di Papua.
"Di samping sulitnya mobilisasi logistik, aset (BTS) yang dibakar, juga keamanan dan keselamatan personel perlu dikawal dan dipastikan keamanannya," ujarnya.
Tahun lalu, kata dia, ada 8 personel kontaktor BTS dibunuh. Sementara kali ini, ada personel yang dianiaya dan 4 personel lainnya belum diketahui keberadaannya.
"Tanpa jaminan keamanan yang memadai maka akan berdampak pada demoralisasi atas personel dan engineers infrastruktur digital yang sedang membangun di Papua," katanya.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady menjelaskan penyanderaan terjadi pada Jumat (12/5) pagi.
Saat itu, enam orang pekerja tower yang dipimpin oleh Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pegunungan Bintang Alverus Sanuari, berangkat dari Oksibil menuju Distrik Okbab menggunakan pesawat.
"Namun, saat tiba di Lapangan Terbang Okbab, langsung dihadang oleh lima orang yang mengaku berasal dari kelompok KKB. Kelompok tersebut menggunakan senjata tajam, seperti parang, dan melakukan kekerasan fisik terhadap tiga orang pekerja," kata Benny dalam keterangan tertulis, Sabtu.
Ia mengatakan saat itu, Alverus Sanuari dan satu korban luka bernama Benyamin Sembiring, dibebaskan untuk kembali ke Oksibil.
Keduanya tiba di Bandara Oksibil sekitar pukul 11.00 WIT dan langsung dilarikan ke RS Oksibil untuk mendapatkan perawatan medis.
"Namun hingga saat ini, masih terdapat empat orang yang disandera oleh kelompok tersebut. Dua di antaranya mengalami luka akibat penganiayaan," katanya.
Ia menjelaskan empat pekerja yang masih disandera adalah staf PT. IBS bernama Asmar yang menderita luka di bahu kanan.
Lalu, staf distrik bernama Peas Kulka, seorang pemuda dari Distrik Borneo bernama Senus Lepitalem dan seorang staf PT. IBS bernama Fery yang mengalami luka di bahu kiri.
"Diketahui KKB mengajukan tuntutan tebusan sebesar Rp 500 juta sebagai syarat pembebasan para sandera. Tuntutan ini menjadi perhatian serius bagi pihak berwenang, dan langkah-langkah sedang diambil untuk menangani situasi ini dengan cepat dan mengamankan keselamatan para sandera," katanya.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2023, Kombes Donny Charles Go menjelaskan pekerja yang disandera itu untuk pembangunan BTS milik Bakti Kominfo.
"Bakti sakti, bukan (Telkomsel)," kata Donny ketika dikonfirmasi soal asal perusahaan keempat pekerja BTS tersebut.
Sebab, sebelumnya, beredar kabar bahwa keempat orang yang disandera KKB itu merupakan pekerja BTS Telkomsel.
(yog/rds)