Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyinggung kemunduran demokrasi usai Presiden Jokowi berniat membisikkan nama calon presiden (capres) ke partai politik.
AHY mengatakan setiap warga negara, termasuk Jokowi, berhak punya pilihan capres. Namun, ia khawatir hal itu menimbulkan ketidakadilan dalam pilpres.
"Jangan sampai ada yang didukung, ada yang di-endorse, tetapi ada juga yang enggak boleh maju, enggak boleh berlayar, enggak boleh bersatu. Ini sesuatu yang tidak sehat, dan tentunya demokrasi kita akan mundur ke belakang," kata AHY di Kantor KPU, Jakarta, Minggu (14/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AHY juga mengingatkan Jokowi bahwa urusan kebangsaan bukan hanya pemilu. Menurutnya, masih ada isu-isu kemiskinan sampai keadilan yang perlu perhatian Jokowi.
Ia pun mengajak semua pihak untuk tak melupakan urusan kebangsaan karena pemilu. AHY pun mengajak semua pihak mengawal proses demokrasi yang berlangsung.
"Silakan kalau beliau (Jokowi) punya pilihan-pilihan, tetapi mohon kita semua mengawal demokrasi ini menjadi ruang buat semua," ucap AHY.
Lihat Juga : |
Sebelumnya, Jokowi menerima tiga nama capres hasil Musra yang digelar relawannya. Tiga nama itu adalah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Airlangga Hartarto.
Dalam pidatonya, Jokowi menegaskan tak punya hak konstitusional untuk mengusung capres. Namun, ia bakal membisikkan nama capres ke partai politik.
"Bagian saya untuk memberikan bisikan kuat kepada partai-partai yang sekarang juga koalisinya belum selesai," ungkap Jokowi pada acara yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5).
(dhf/dzu)