Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menyoroti negara yang memiliki institusi ekonomi bersifat ekstraktif atau memeras.Ia menegaskan situasi itu harus dihindari.
Anies mengatakan ciri-ciri negara dengan institusi ekstraktif ini cenderung membatasi akses. Menurutnya, negara seperti ini hanya memberi akses kepada sebagian kalangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kepada yang berada di lingkar kekuasaan saja, sementara yang tidak, yang jauh, tidak mendapatkannya. Ini harus dihindari, harus transparansi," ujar Anies saat menyampaikan pidato politik pada acara Milad PKS ke-21 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5).
Ia mengatakan negara dengan institusi ekonomi bersifat inklusif justru sebaliknya. Negara seperti ini bakal memberikan kesempatan terbuka yang lebar kepada semua kalangan.
"Dan langkah-langkah yang kita lakukan untuk hadirkan ini, untuk memastikan bahwa yang kecil bisa menjadi besar tanpa mengecilkan yang besar," ucap Anies.
"Semangatnya sudah disampaikan, membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar. Bukan hanya ekstraktif, tapi harus memastikan semua dapat kesempatan yang sama. Negara dengan institusi yang ekstraktif cenderung abai, sebaliknya inklusif cenderung melayani."
Lihat Juga : |
Anies sebelumnya juga menyoroti kekuasaan di negara dengan institusi politik ekstraktif seperti ini tidak disebar dan dibagikan kepada semua.
Selain itu, negara dengan institusi politik memeras juga memberikan kesempatan partisipasi terbatas dan terkendali, bahkan pihak yang berbeda pikiran politik sering dipinggirkan.
"Negara yang dengan institusi politik memeras sering tidak mengindahkan etika, sering tidak mengindahkan aturan hukum, bahkan peraturan sering ditekak-tekuk," kata Anies.
"Bisa diterapkan tebang pilih dan sering kali dibuat hanya untuk menguntungkan mereka yang sedang berada di dalam lingkar kekuasaan."
Ia pun mempertanyakan kepada peserta Milad PKS yang hadir ciri-ciri itu terjadi di Indonesia atau tidak.
"Mudah-mudahan tanda-tanda seperti ini enggak ada di negeri kita. Ada yang merasa enggak? Jangan sampai ada. Karena itu tanda-tanda bukan menuju kesuksesan," ucap dia.
(dmi/has)